Sobat, memasuki libur Lebaran 2023, kamu kudu hati-hati ya. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril mengumumkan tambahan kasus Covid-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16. Ada 5 kasus tambahan dari sebelumnya, sehingga total kasus Covid-19 Arcturus merebak jadi 7 kasus. Seperti apa penyakit akibat varian virus baru Covid-19 Arcturus ini? Yuk, waspada dan kenali gejalanya!
Sub varian arcturus masih dalam status di bawah pemantauan, dan tidak termasuk variant of concern. Strain atau varian ini pertama kali terdeteksi pada akhir Januari lalu. Syahril mengatakan dua pengidap yang teridentifikasi sebelumnya telah dinyatakan sembuh. Sementara, lima orang lainnya mengalami gejala ringan.
“Ada 5 kasus, 2 dari Surabaya, 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan,” ujar Syahril, Senin lalu (17/4) di kantor Kemenkes, seperti dilansir laman kementerian tersebut.
Syahril merincikan, dua pengidap pertama terdiri atas seorang warga dengan riwayat perjalanan luar negeri berasal dari India, sedangkan seorang lagi penduduk lokal.
Gejala dari sub varian baru ini hampir sama dengan gejala COVID-19 sebelumnya, yakni, batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan. Selain gejala utama itu, sejumlah negara juga melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas, dan mengeluarkan kotoran.
Sebagaimana disebutkan ahli kesehatan Dokter Rahul Nagpal, konjungtivitis merupakan gejala unik yang dialami pada anak-anak yang terjangkit varian arcturus XBB.1.16. Setelah kasus Covid-19 arcturus ini merebak, dia menyarankan perlu mewaspadai gejalanya pada anak. Konjungtivitis juga ditandai kondisi mata memerah disertai rasa “gatal”.
Varian arcturus XBB.1.16 adalah rekombinan dari dua sub-varian BA.2. Hasil studi pracetak para ilmuwan di Universitas Tokyo menunjukkan, arcturus menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien dibanding kerabatnya, XBB.1 dan XBB. 1.5.
Selain itu, varian ini diduga resisten terhadap antibodi dari varian Covid-19 lainnya. Hal ini perlu diwaspadai, mengingat ada kekhawatiran sub varian arcturus mampu menghindari kekebalan yang didapat dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya.
Pencegahan Dini
Seperti halnya varian Covid-19 terdahulu, penularan penyakit akibat kasus Covid-19 arcturus yang merebak dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan. Kemenkes mengimbau masyarakat perlu memakai masker dalam beraktivitas di luar, khususnya bagi orang yang merasa sakit batuk atau flu. Begitu pula mereka yang berdekatan dengan orang-orang yang sedang sakit, pemakaian masker sangat dianjurkan.
Demi meningkatkan pencegahan, pemerintah menganjurkan masyarakat melakukan tes cepat antigen mandiri. Ada dua produk tes cepat, yaitu produk tes antigen dalam negeri dengan kode AKD dan produk luar negeri berkode AKL.
Produk tes antigen ini bisa didapat di toko alat kesehatan, apotek, atau tempat lain yang berizin distribusi alat kesehatan. Tes ini menggunakan metode nasal atau memasukan alat melalui hidung. Dengan kemampuannya mendeteksi dini virus Covid-19, tes antigen juga akan memudahkan langkah penanganan ataupun pengobatan selanjutnya.
Tata cara tes antigen mudah dan tersedia petunjuknya di produk tersebut. Setelah melakukan colok idung, lakukan pindai kode QR yang terdapat di produk melalui aplikasi SatuSehat. Ingat, apabila hasilnya positif harus ditindaklanjuti dengan tes PCR, ya, Sob.
Stay safe and healthy ya, Sob. Selamat berlebaran.