Kota Palembang berulang tahun yang ke-1338 pada 17 Juni 2021. Palembang yang menjadi pusat kerajaan Sriwijaya pada abad XI mempunyai sejarah kedatangan bangsa Tiongkok (Dinasti Ming). Bangsa Tiongkok kemudian membentuk lembaga dagang di sana. Sekarang kita bisa membuka kapsul waktu kota Palembang itu di Kampung Kapitan.
Dulu, Kampung Kapitan ini dibangun sekitar tahun 1644, dijadikan markas dan tempat peristirahatan para pelayar asal Tiongok yang sedang melakukan kegiatan perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Hingga pada masa kolonial Belanda, untuk mengatur wilayah 7 Ulu, kelurahan tempat kampung Kapitan sekarang, Belanda mengangkat seorang perwira Tiongkok yang kemudian dikenal degan nama Mayor Tumenggung dan Mayor Putih.
Posisi mayor itu kemudian turun menurun hingga akhirnya dijabat oleh Tjoa Kie Cuan (1830) diteruskan putranya Tjoa Ham Hin (1855) dan dari sinilah berasal nama Kapitan dari gelarnya Kapitan Cina.
Nama Kapitan disematkan pada kampung tersebut karena dihuni oleh masyarakat keturunan Tiongkok di Palembang. Kampung Kapitan berada di tengah-tengah pemukiman padat di tepi sungai musi dan bersebrangan dengan benteng Kuto Besak.
Wilayah seluas 165,9 x 85.6 meter ini kini tinggal tersisa dua bangunan peninggalan dari tahun 1800-an. Bangunan berusia 400 tahun dibangun menggunakan kayu Pulay dan masih kokoh meski beberapa bagian bangunan sudah lapuk. Tiap bangunan rumah Kapitan dihubungkan oleh selasar di bagian tengah rumah dan selasar dibuka ketika ada pesta dan pertemuan yang diselenggarakan.
Dua rumah peninggalan bersejarah tersebut dikenal dengan rumah kayu dan rumah batu. Kalau rumah kayu digunakan untuk perjamuan tamu, rumah batu dipakai sebagai tempat ibadah. Secara umum kedua rumah Kapitan Cina ini berbentuk panggung dan merupakan kolaborasi tradisi Palembang dan Tiongkok. Di dalam rumah tersebut juga ada benda bersejarah lainnya seperti meja abu, altar sembahyang dan berapa dokumentasi.
Jika ingin mengunjungi kapsul waktu kota Palembang alias Kampung Kapitan yang berada di Jalan KH Azhari, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, bisa melewati jalur darat atau jalur air dari sisi Sungai Musi di Benteng Kuto Besak (BKB) dengan menaiki ketek atau perahu kecil.
Tiket masuk ke Kampung Kapitan hanya dikenakan Rp 5000/orang. Kampung Kapitan biasanya ramai dikunjungi ketika perayaaan Imlek, Cap Go Meh dan waktu sembahyang keturunan Tionghoa.
Menteri Kebudayaan RI baru menetapkan Kampung Kapitan sebagai lokasi wisata sejarah pada 2015 lalu. Namun sayangnya kurang begitu diperhatikan lagi oleh Pemerintah karena biaya perawatan kapsul waktu Kota Palembang ini hanya mengandalkan tiket masuk.