Spesies Burung di Indonesia Meningkat, Total 541 Ekor

7 burung diantaranya merupakan spesies baru.

Spesies burung meningkat

Foto ilustrasi hewan burung. (Foto pixabay/taligar)

Sobat, sudah pada tahu belum jika di tahun 2023 ini keanekaragaman burung di Indonesia makin bertambah, loh. Menurut para peneliti, spesies burung di Indonesia meningkat dan jumlahnya menjadi 1826 spesies. Hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah burung endemik yang juga mulai bertambah menjadi 541 spesies. 

Ria Saryanthi selaku Conservation Partnership Adviser Burung Indonesia mengatakan 7 dari 11 spesies catatan baru tahun ini yang merupakan spesies endemis Indonesia yang diketahui berdasarkan hasil pemecahan taksonomi.

“Revisi taksonomi burung masih menjadi faktor utama terjadinya penambahan spesies di Indonesia. Hal ini diikuti dengan adanya deskripsi spesies baru,” kata Ria. 

Meningkatnya jumlah burung di Indonesia hal ini menjadi kabar baik tentunya. Lantaran dengan temuan ini bisa memberikan ilmu baru kepada masyarakat seputar keanekaragaman burung di Tanah Air. 

Ria juga menerangkan deskripsi spesies baru juga memiliki kontribusi besar dalam peningkatan total burung di Indonesia. Salah satu spesies baru yang telah diidentifikasi, yaitu kacamata wangi-wangi (Zosterops paruh besar). 

Berdasarkan keterangan dari para peneliti, burung kacamata Wangi-wangi mempunyai karakteristik morfologi dan genetik yang sangat berbeda dengan kebanyakan burung kacamata lainnya. Karena berbeda, hal itu yang menjadikan dasar utama penetapan spesies burung kacamata di Pulau Wangi-wangi sebagai spesies burung baru. 

Spesies burung meningkat
Burung Wakatobi mata putih dan Burung Wangi-wangi mata putih. (Foto: phys via Kompas)

Dari ke-11 spesies burung baru yang bertambah di tahun ini, tujuh di antaranya memiliki persebaran yang terbatas di wilayah Indonesia, Sob. Adapun ketujuh satwa burung yang dimaksud ini, yaitu ceret Baru (Locustella disturbans, endemis Pulau Baru), ceret Seram (Locustella musculus, endemis Pulau Seram), cikak Sulawesi (Phylloscopus nesophilus, endemis Pulau Sulawesi).

Kemudian ada pula kacamata wangi-wangi (Zosterops paruh besar, endemis Pulau Wangi-wangi), spesies kacamata Wakatobi (Zosterops flavissimus, endemis Kepulauan Wakatobi), burung-madu wakatobi (Cinnyris infrenatus, endemis Kepulauan Wakatobi), dan terakhir cabai Flores (Dicaeum rhodopygiale, endemis Pulau Flores). 

Ketujuh spesies yang bertambah dari hasil pemecahan taksonomi ini tersebar di bagian Wallace, dan sebagian lainnya terdapat di wilayah Pulau Jawa, Bali, dan selanjutnya ada juga yang di Sumatra. 

“Wallace merupakan biogeografis yang meliputi Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku,” tambahnya. 

Bukan cuma itu, ternyata di tahun ini masih ada juga 10 spesies burung yang status keterancamannya belum dievakuasi karena termasuk kategori sebagai jenis yang relatif baru untuk dideskripsikan dan masih minim informasi. 

“Oleh karena itu, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian, pemantauan, dan penelusuran untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut,”  tuturnya. 

Selain jumlah spesies burung endemik meningkat dan belum teridentifikasi, dikabarkan tahun ini juga terdapat pengurangan satwa ini sebanyak 3 spesies, Sob. Semoga satwa endemik di Indonesia bisa semakin bertambah lagi, ya, Sob.

Hal ini mengingat pada 2022 lalu, jumlah satwa burung di Indonesia tercatat sebanyak 1818 spesies dan 534 spesies endemik. Fakta perubahan total keseluruhan burung yang menghantarkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah spesies terbanyak di dunia. 

Exit mobile version