Puncak rangkaian acara Presidensi G20 2022 yaitu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Indonesia sebagai tuan rumah sejak Desember 2021 lalu telah berlangsung di Bali tanggal 15-16 November. Pada acara KTT G20, para kepala negara G20 bersama pendamping bertandang ke Bali dan saling bertemu. Nah, saat semua perhatian dunia tertuju ke Bali , ini merupakan momen yang tepat untuk mengenalkan jenis kain wastra Indonesia, Sob!
Diketahui dalam acara puncak KTT G20 ini, sejumlah cendera mata tentunya sudah dipersiapkan untuk para delegasi beserta rombongan. Termasuk diantranya adlah kain wastra Indonesia yang terkenal keindahannya baik dari simbol, motif, corak ,warna, ukuran hingga bahan serta mempunyai makna dan filosofi mendalam.
Di gelaran KTT G20 Bali ini, para kepala negara dan rombongan diberikan 2 jenis kain wastra Indonesia untuk dikenakana yaitu Batik Tiga Negeri Pekalongan dan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali.
Mulai dari Batik Tiga Negeri Pekalongan, batik ini adalah batik yang tergolong batik pesisir yang banyak ada di utara Jawa yang memiliki ciri khas warna cerah mencerminkan keceriaan dan kegembiraan. Batik ini uga merupakan akulturasi Tionghoa-Belanda-Indonesia sehingga dinamakan Batik Tiga Negeri.
Khusus di momen KTT G20 Bali ini, kain Batik Pesisir Pekalongan dibuat dalam waktu 6 bulan dan dikerjakan oleh 4 orang untuk setiap helai kain batik. Busana batik ini dikenakan oleh para ketua delegasi pada acara gala dinner para pemimpin negara anggota G20, pemimpin negara, dan pemimpin organisasi internasional di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Selain Batik Tiga Negeri Pekalongan, para delegasi juga diberikan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali. Kain tenun ikat merupakan kain khas Bali yang mencerminkan keindahan alam, flora, dan fauna Bali serta sarat dengan nilai seni dan filosofi yang kaya warna dan simbolisme.
Flora dan fauna digubah dan diterjemahkan dalam karya tenun ini ke dalam pola-pola hiasan tegas yang dibuat berulang-ulang dan mengalir yang disebut pepatran yang melambangkan sebuah paradoks kehidupan yang harus diselaraskan dan diseimbangkan sehingga tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia.
Kain ini juga dikerjakan langsung dengan tangan oleh para terampil penenun Desa Gelgel, Klungkung, Bali menggunakna alat tenun tradisional sehingga setiap corak kainnya unik dan tidak ada yang sama antara satu dan lainnya. Nah, Putu Agus Aksara merupakan sosok inovator dari desain kain wastra yang satu ini. Kain tenun ikat yang dibuat dengan teknik tenun ikat tanpa meninggalkan keaslian kain endek klungkung.
Kain Tenun Ikat Catri ini diberikan dan terlihat dikenakan para Istri dari para Pemimpin Negara G20 saat welcoming dinner, di Lotus Pond, Garuda Wisnu Kencana.
Wah, semoga lewat perhelatan Presidensi G20 2022 di Indonesia, apalagi setelah dipakai para kepala negara dan pendamping di acara KTT G20, bisa membuat kain tradisional Indonesia semakin mendunia ya, Sob.