Bahan bakar di industri sangatlah penting, karena berperan dalam kegiatan operasional sehari-hari seperti menjalankan mesin-mesin industri. Di Indonesia, kebutuhan bahan bakar industri dari mulai pabrik kertas, pupuk, makanan hingga perusahan listrik negara (PLN) biasanya disalurkan oleh BUMN Pertamina. Apa saja jenis bahan bakar yang digunakan industri?
1. High Sulphur Fuel Oil 180 (HSFO 180)
Bahan bakar yang digunakan di industri yang satu ini biasa disebut minyak bakar (fuel oil). Bahan bakar ini mengandung residu dengan kandungan sulfur tinggi, memiliki kekentalan atau viskositas hingga maksimum 180 cSt pada temperatur 50 derajat celcius.
Bahan bakar ini biasa digunakan di mesin diesel dengan putaran rendah (<300 rpm) yang ada di sektor perkapalan hingga pembangkit listrik.
2. High Sulphur Fuel Oil 380 (HSFO 380)
Fuel oil ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan jenis fuel oil 180. Yang membedakan, hanyalah bahan bakar ini cocok untuk industri yang mempertimbangkan aspek ekonomis dari bahan bakar.
3. Low Sulphur Fuel Oil (LSFO)
Fuel oil yang satu ini juga digunakan di mesin diesel putaran rendah yang ada di sektor perkapalan. Yang membedakan, kandungan sulfur dibatasi maksimum 0,5% yang seusia dengan regulasi Marpol serta peraturan Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
4. Biosolar
Solar, biasanya kita tahu bahwa bahan bakar ini digunakan untuk kendaraan berat seperti truk. Biosolar merupakan bahan bakar destilasi yang mengandung minyak nabati atau biodiesel ketimbang minyak bumi. Bahan bakar ini digunakan pada mesin diesel dengan putaran yang lebih tinggi di sektor pertambagan, perkapalan, kendaraan komersial dan lain lain.
Dan mulai pada 1 Januari 2020, campuran biodiesel dalam biosolar diatur sebesar 30% menjadi B30.
5. Dexlite
Dexlite juga hampir mirip dengan biosolar. Ia juga merupakan bahan bakar destilasi yang mengandung minyak nabati atau biodiesel sebesar 30% dan menjadi B30. Yang membedakan hanya bahan bakar ini memiliki angka setana yang tinggi dan kandungan sulfur juga dibatasi hingga maksimal 1000 rpm. Penggunaan dexlite juga berada pada sektor yang sama seperti biosolar.
6. Pertadex
Jika dexlite adalah bahan bakar destilasi dengan kandungan sulfur yang maksimal 1000 rpm. Maka pertadex memiliki kandungan sulfur rendah serta mengandung air sehingga lebih bersih. Selain itu bahan bakar ini mengandung additive yang bisa mencegah korosi di tempat penyimpanan dan saluran bahan bakar serta mencegah terjadinya deposit yang dapat menyumbat injector.
Pertadex biasanya digunakan di mesin diesel putaran tinggi dan juga mesin diesel yang menggunakan teknologi terbaru.
7. MGO-5
MGO-5 atau yang disebut marine gas oil merupakan baker destilasi yang stabil pada temperatur rendah. Biasanya digunakan pada mesin diesel putaran tinggi khusus untuk kapal-kapal yang ocean-going atau peralatan yang beroperasi pada temperatur rendah.
8. Industrial Diesel Oil (IDO)
Bahan bakar ini disebut minyak diesel, merupakan bahan bakar jenis destilasi yang masih mengandung fraksi berat minyak bumi. Biasanya bahan bakar ini digunakan pada mesin diesel putaran tengah 300-1000 rpm seperti di mesin diesel perkapalan, dapur industri dan juga boiler.
Jenis bahan bakar yang digunakan di industri ini cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia. Karena stabil pada tempat rendah atau tanpa pemanasan.
9. Kerosene
Jenis bahan bakar yang digunakan di industri selanjutnya adalah kerosin atau yang disebut minyak tanah. Minyak ini merupakan bahan bakar jenis distilat yang tidak berwana (jernih). Penggunaan minyak tanah ini biasanya untuk keperluan industri (aerosol atau solvent) dan sebagian juga masih digunakan di bahan bakar di rumah tangga (memasak, penerangan, dll).