Merantau jauh dari rumah, terlebih hingga ke luar negeri kadang menimbulkan rasa rindu. Rindu terhadap keluarga bahkan hingga ke makanan daerah asal. Begitu pun yang dialami warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jerman, Dewi Josodirdjo, dia akhirnya memutuskan untuk membuka toko kelontong menjajakan produk khas Indonesia bernama ‘Rasa Rindu’.
Toko Rasa Rindu milik Dewi menjual beragam camilan, makanan, bahan baku memasak khas Indonesia, dan barang lainnya. Seperti namanya, toko ini lantas menjadi obat pelega kerinduan WNI yang tinggal di Jerman, termasuk Dewi sendiri, terhadap makanan khas Indonesia.
“Awalnya berawal dari suka nyemil, terutama camilan Indonesia. Di kota saya, Stuttgart, itu ternyata nggak ada toko Indonesia. Jadi sebelumnya kita selalu ke luar kota dulu untuk beli barang-barang tersebut. Lama-lama terpikir kenapa kita nggak buka toko sendiri aja di sini? Kan belum ada juga,” kata Dewi saat membagikan kisahnya kepada DW Indonesia.
Beruntung, untuk membuka toko kelontong di Stuttgart terbilang mudah karena dibantu petugas dan pemerintah di sana, asalkan pengusahanya mengikuti peraturan. Selanjutnya, untuk penyuplai barang, Dewi mengungkapkan masih kesulitan hanya mengandalkan supplier dari Belanda yang ada saat ini.
“Kita juga harus tahu permintaan orang Indonesia di sini itu apa. Bahan-bahan apa yang orang-orang di sini cari, kalau saya kan cuma tahu camilan-camilan. Jadi kita harus tahu semua, kita catat, apa-apa saja yang dibutuhkan dan nggak cuma satu supplier dengan yang kita mau, itu berbagai macam pemasok,” ungkap Dewi.
Yang Paling Diminati di Toko Rasa Rindu
Ketika ditanya makanan atau barang Indonesia apa yang paling laris di tokonya, Dewi menjawab kecap, disusul sambal semua rasa, dan mi instan.
“Kecap itu nomor satu. Lalu sambal dengan semua rasa, dan yang selalu ada adalah mi instan. Itu selalu. Setiap paket yang saya siapkan, itu selalu ada tiga produk itu,” ujar Dewi dalam video wawancara bersama DW Indonesia.
Rindu bahan makanan khas Indonesia di Jerman? Tak sedikit WNI di Jerman yang mencari ‘obat kangen’ ini.
Dewi Josodirdjo jadi salah satu ‘tukang obat’nya. Ia berbisnis kebutuhan pangan unik asal Indonesia lewat toko onlinenya. #DW2Layar #ViralDWIndonesia pic.twitter.com/gppGP7jvWW
— DW Indonesia (@dw_indonesia) October 17, 2021
Dewi juga mengungkapkan, ada barang-barang yang kerap dicari WNI di tokonya, seperti minyak telon dan kayu putih. Kedua minyak yang menjadi andalan masyarakat Indonesia itu tak lagi susah dicari di Jerman karena ada di toko milik Dewi.
Dari semua itu, yang paling menggelitik sang pemilik toko Rasa Rindu, adalah jengkol dan petai yang turut jadi komoditas yang diminati.
“Paling unik, saya rasa jengkol ya. Jengkol dengan petai,” ujarnya sambil tertawa.
Jengkol dan petai memang komoditas khas Asia Tenggara serta cukup populer di Indonesia. Meski sekarang pembeli jengkol dan petai di Jerman masih dari kalangan WNI, tak menutup peluang warga negara lainnya akan menggemarinya juga. Jengkol sebagai salah satu komoditas pertanian Indonesia kerap diekspor ke luar negeri.
Ada potensi lah, ya. Kalau kamu gimana, Sob, termasuk yang suka jengkol dan petai, atau anti karena nggak tahan baunya?