Kepulauan Seribu memang merupakan salah satu alternatif destinasi wisata yang berada di Jakarta. Namun, di samping itu, beberapa pulau juga mempunyai jejak histori di Kepulauan Seribu. Mulai dari sebuah benteng, makam, bunker, dan lain sebagainya.
Berikut ini merupakan jejak histori yang menjadi Peninggalan bekas penjajahan yang terdapat di Kepulauan Seribu.
1. Benteng Martello
Benteng Martello merupakan bangunan peninggalan Belanda pada saat abad ke-17. Benteng ini terletak Pulau Kelor, Kepulauan Seribu. Konon benteng ini dibangun oleh VOC dan digunakan sebagai benteng pertahanan saat menghadapi serangan dari Portugis.
Kala itu, pada tahun 1840-1880 kolonial Belanda sedang mengembangkan sistem pertahanan Nieuwe Hollandse Waterlinie. Salah satunya adalah Benteng Martello, yang saat itu berfungsi sebagai benteng pertahanan sekaligus menara pengintai.
Tembok benteng dibangun dengan batu bata. Diperkirakan bangunan tersebut memiliki ketinggian hingga 15 meter. yang berwarna merah. Benteng ini sengaja dibuat melingkar karena, dahulu, benteng ini bisa membalas menembaki musuh dengan menggunakan Meriam yang bisa bermanuver 360 derajat.
Namun, bangunan yang sempat menjadi pertahanan Belanda ini sudah tidak utuh lagi. Hal ini disebabkan karena akibat Letusan Gunung Krakatau yang menimbulkan tsunami pada 1883, maka sebagian bangunan tersebut pun ikut runtuh.
Kini, bangunan tersebut dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah yang berada di Kepulauan Seribu.
2. Bunker Jepang
Di Kepulauan Seribu juga terdapat bunker yang pernah dibangun oleh masa kolonial Jepang sebagai tempat pertahanan dari musuh. Bunker tersebut terletak di Pulau Edam, Kepulauan Seribu.
Selain Bunker, di Pulau Edam ini juga terdapat mercusuar yang diperkirakan tingginya mencapai 52 meter. Mercusuar tersebut dibangun oleh Z.M. Willem III pada 1879 yang bertujuan sebagai alat untuk mengatur dari navigasi kapal-kapal yang hendak berlabuh ataupun berang dari Pulau Edam.
Tak hanya itu saja, di Pulau Edam juga terdapat makam ratu keturunan Arab yang pada masa itu berkuasa di Kesultanan Banten bernama Ratu Syarifah Fatimah.
3. Tempat Karantina Haji
Pada masa VOC dibangulah sebuah tempat yang digunakan karanti haji. Bangunan tersebut terletak di Pulau Cuyper atau yang biasa dikenal dengan Pulau Cipir.
Selain bangunan untuk karantina haji, di Pulau Cipir juga terdapat benteng bundar besar. Tidak seperti bangunan Benteng Martello di Pulau Kelor, benteng di Pulau Cipir hanya berupa benteng pertahanan biasa.
Kondisi tembok benteng pun sudah kumuh, berantakan dan tidak utuh lagi. Beberapa meriam tua buatan Belgia pun sudah karatan.
Oleh karena itu, dari beberapa bagunan bersejarah di atas, adakah yang sudah pernah mengunjunginya?