Salah satu gelaran festival musik jazz terbesar di Indonesia, Jazz Gunung Bromo akan kembali hadir tahun ini pada 25 September 2021. Berbeda dengan tahun sebelumnya, festival jazz bertaraf internasional ini akan digelar secara langsung dengan jumlah terbatas.
Hal ini diungkapkan langsung pendiri Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono saat jumpa pers virtual pada Kamis (23/9/2021). Ia menjelaskan jika tahun ini Jazz Gunung hanya akan dihadiri sebanyak 85 persen pengunjung.
“Kalau untuk PPKM Level 2 itu kan 25 persen, artinya 500 penonton. Tapi acara kami ini nanti ada penonton keluar masuk 300. Ya maksimum 500 karena ada undangan juga nanti,” jelas Sigit Pramono.
Sebelum pandemi, Jazz Gunung sendiri dihadiri lebih dari 2.000 orang. Jumlah pengunjung semakin menurun lantaran Kabupaten Probolinggo yang menjadi tempat digelarnya acara tersebut berstatus PPKM Level 2.
Dalam pelaksanaannya, 25 pengunjung akan didampingi oleh satu orang pendamping dari panitia untuk mengawasi penonton agar tetap menjaga protokol kesehatan selama gelaran Jazz Gunung Bromo 2021 berlangsung.
Selain itu, pendamping juga akan mengarahkan pengunjung untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi, sebagai salah satu syarat masuk area festival. Jika aplikasi mengalami kendala, panitia pun telah memiliki plan b.
“Kami ada plan b, seandainya ada kendala sehingga aplikasi PeduliLindungi tidak stabil, kami sudah pegang nama dan NIK pengunjung, jadi kami bisa cek status vaksinasi mereka sebelumnya,” tambah Sigit.
Dengan begitu hanya penonton yang memiliki hasil negatif Covid-19 saja yang boleh memasuki dan menikmati pertunjukan di Jazz Gunung. Selain itu, penyelenggara juga mempersiapkan ambulan yang dibantu oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Bisa dibilang juga, Jazz Gunung Bromo 2021 disebut sebagai festival musik pertama yang digelar di tengah pandemi Covid-19. Acara yang digelar sejak 2008 ini akan menampilkan beberapa musisi ternama seperti Janapati, Ring of Fire Project, Fariz RM, The Jam’s, Dua Empat, Surabaya Pahlawan Jazz, dan Dewa Budjana.