Sebagai generasi yang lahir ketika era internet sedang “sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang“, generasi Z diklaim lebih melek internet. Dengan akses internet, mereka dengan mudahnya melakukan berbagai hal. Contoh, seperti mendapatkan informasi dari berbagai pilihan media, gerakan aktivisme di media sosial hingga melakukan berbagai hal membagongkan—berjualan jasa SS iPhone alias memperjualbelikan screenshoot dari tampilan iPhone.
Yap, kemeriahan perdagangan jasa SS iPhone ini mulai mencuat akhir Agustus 2022. Bagi beberapa orang hal ini tampak aneh, namun jika ditelisik, fenomena ini memiliki dua sisi; cerdas dan konyol! Sobat sendiri melihat fenomena ini seperti apa?
Secara kebetulan, fenomena unik ini muncul pada era generasi Z; sang pendobrak, inovator, dan tech savvy. Menukil data penelitian Tirto, “Visual Report Masa Depan di Tangan Generasi Z” yang diterbitkan tahun 2017, generasi Z memiliki beberapa karakteristik spesifik seperti menjadi agen perubahan, asyik dengan teknologi, memimpikan perubahan sosial, hingga menggemari kampanye kekinian. Dilansir artikel infografis Tirto, generasi Z juga dikenal sebagai pribadi yang senang berbagi, berjiwa wirausahawan dan ramah teknologi.
Dengan karakteristik tersebut, kamu jangan kaget jika muncul fenomena yang bikin Sobat mindblowing atau bahkan membagongkan! Contohnya seperti jasa sewa pacar dan jasa penyedia tangkapan layar iPhone. Jasa sewa pacar mungkin sudah umum, terutama di Jepang salah satunya. Namun jasa SS iPhone? Sejauh Sampaijauh.com menelisik lebih jauh, sepertinya baru di Indonesia.
Berkat karakteristik generasi Z tersebut, lahirlah inovasi—bahkan fenomena—di luar nalar. Namun selayaknya dunia ekonomi yang mengenal istilah supply and demand, alias adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk kesepakatan satuan harga. Hematnya, ketika ada permintaan maka ada penawaran, nih, Sobat! Kedua hal ini saling berkaitan antara satu sama lain untuk menciptakan pasar baru; pasar yang ‘haus’ validasi!
Mereka (red: penjual jasa SS iPhone) berhasil membidik pasar yang berisi ‘si paling iPhone‘, ‘penikmat gengsi’ dan ‘si haus validasi’. Bagi beberapa orang, mungkin hal ini terdengar absurd, namun, toh, ternyata jasa tersebut laku keras di pasaran hingga menjamur, dan berubah menjadi ‘Kesatria Fenomena‘. Bahkan, rentetan penjual SS iPhone bermunculan di media sosial hingga pasar e-commerce.
Sampai sejauh ini, Sobat pernah menggunakan jasa SS iPhone ini, nggak?
Sengitnya Gengsi antara Pengguna iPhone vs. Android
Bukan rahasia umum jika ada ‘sentimen’ di antara kedua pengguna vendor ini. Sobat mungkin bisa mengintip di berbagai lini masa, contohnya TikTok. Dengan tagar atau halaman judul “iPhone nih bos senggol dong”, mereka kemudian mengunggah video yang menampilkan dirinya sebagai pengguna iPhone atau tongkrongan di sekitarnya adalah pengguna iPhone.
@ridhoap10Tongkrongan Iphone nih bos senggol dong♬ original sound - DJ RYCKO RIA - RR - RYCKO RIA
Terlepas dari merek smartphone yang bertebaran di pasar elektronik, melalui video yang beredar di lini masa tersebut, Android seakan-akan memiliki posisi ke-2 setelah iPhone di mata masyarakat. Padahal, menurut data yang dirilis oleh Statcounter GlobalStats, sepanjang Januari hingga Juli 2022, vendor Android—yang terdiri dari gawai merek Samsung, Oppo, dan Xiaomi—menempati posisi tertinggi. Sedangkan iPhone berada di peringkat ke-4 di bawah merek Vivo.
Sumber: StatCounter Global Stats - Device Vendor Market Share
Lalu, apa yang menjadikan iPhone seakan berada di kelas sosial teratas padahal data pasar mencatat peringkatnya berada di posisi ke-4?
Kembali lagi ke awal artikel, bahwa kehadiran media sosial membantu masyarakat dari berbagai lapisan termasuk generasi Z untuk membuka cakrawala kehidupan. Salah satunya gaya hidup dari sosok yang mereka idamkan, contoh influencer, artis, atau idola publik.
“Sedekat jempol, sedekat nadi”. Itulah yang dialami oleh generasi Z ketika terpapar konten yang menampilkan sosok influencer. Dari paparan tersebut, tak sedikit dari mereka mengadopsi fashion hingga lifestyle yang dilakukan oleh influencer atau artis.
Ambil contoh Atta Halilintar, YouTuber sekaligus artis Indonesia. Melalui channel YouTube bertajuk “AH”, kini ia memiliki 29,9 juta subscriber dan meraup penghasilan USD8,9 - 141,7 ribu per bulan atau USD106,3-1,7 juta per tahun, setara dengan Rp2 miliar per bulan, dilansir IDX Channel. Jumlah yang fantastis, kan, Sobat?
Dalam sejumlah konten YouTube-nya, Atta terlihat menggunakan iPhone dengan tipe 13 pemberian sang istri, Aurel Hermansyah. Tak hanya Atta Halilintar, sosok artis Indonesia seperti Raffi Ahmad yang sempat mengunggah konten YouTube melalui channel Rans Entertainment. Dalam video tersebut, Raffi Ahmad terlihat membagikan iPhone secara gratis pada orang asing yang ia temui di jalanan.
Tentu deretan aksi tersebut menjadi sajian empuk masyarakat Indonesia. Tak hanya menikmati, video tersebut seakan menjadi status sosial bahwa iPhone adalah barang mahal yang hanya dimiliki oleh orang kaya.
Sederhananya, ‘karena harga iPhone mahal, maka pemiliknya kalangan menengah ke atas. Memiliki iPhone adalah sebuah gaya karena banyak orang kaya menggunakan iPhone’.
FYI, berdasarkan penelusuran harga iPhone terkini, range harga penjualan iPhone adalah sekitar Rp7,8 juta hingga Rp12,9 juta untuk seri iPhone 11 hingga 13 mini. Sedangkan merek smartphone yang mengusung Android, dengan harga rerata mulai Rp700 ribu, maka sudah bisa di dalam genggamanmu.
Sebagai target pasar masyarakat berhak memilih, kamu hendak menggunakan smartphone berdasarkan fungsionalnya atau sebagai simbol status sosial?
Baik untuk fungsional atau status sosial, keduanya sama-sama merupakan target market yang menarik untuk dibidik oleh sebuah merek smartphone.
Lalu, Apa Inti dari Semua Fenomena yang Membagongkan Ini?
Sobat, wajar kalau kamu terkejut dengan hadirnya fenomena ini. Believe or not untuk ke depannya, bisa jadi akan ada fenomena unik lainnya yang muncul. Sebab, internet berhasil menghadirkan kemudahan serta melahirkan panutan baru di era digital bagi generasi Z.
Bisa jadi, nantinya akan ada jasa sewa iWatch atau Airpods, jasa update status ‘Twitter for iPhone’, atau bahkan alternatif selingkuh melalui chat e-commerce. Terdengar konyol? Iya, namun inilah ‘indahnya’ kemajuan teknologi pada setiap generasi.
Setiap generasi memiliki keunikan dan fenomena yang berbeda-beda. Soekarno dengan semangat diplomatisnya dan berhasil meraih kepercayaan dari masyarakat hingga menjadi Presiden RI pertama. Soe Hok Gie, ikon kaum intelektual muda Indonesia yang berhasil menggelorakan aktivisme dan semangat anak muda era tahun 1960-an, Warkop DKI dengan evolusi gaya komedi yang menggelitik kondisi sosial-politik sepanjang tahun 70-an hingga 90-an. Tak lupa juga Nadiem Makariem yang sukses menciptakan pasar baru yakni Gojek dan layanan antar makan via online melalui aplikasi Gojek yang tercipta tahun 2010. Dan kini, generasi Z dengan inovasi bombastisnya; menjual jasa SS iPhone!
Dalam lingkup keunikan, semua deretan nama di atas merupakan inovator yang berhasil menciptakan ‘pasar’ di setiap generasinya. Mereka adalah definisi nyata dari makna ‘pasar bisa diciptakan’ yang merupakan potongan lirik lagu dari Efek Rumah Kaca.