Jumlah pemudik yang keluar wilayah Jakarta selama libur lebaran ternyata mengalami peningkatan, nih, Sob. PT Jasa Marga Tbk mencatat, ada peningkatan pemudik saat lebaran sebesar 5,6% yang meninggalkan Jakarta melalui 4 gerbang tol selama periode 14–23 April 2023.
Peningkatan pemudik saat lebaran tersebut diperkirakan terjadi karena dicabutnya status darurat Covid-19 oleh pemerintah. Sementara jumlah kendaraan yang tercatat selama periode tersebut mencapai 1.096.820 kendaraan.
Seperti yang diungkapkan Atika Dara Prahita selaku Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga bahwa lalu lintas kendaraan moda transportasi darat yang melewati jalan tol sudah kembali seperti sebelum terjadinya Covid-19.
Puncak mudik tahun ini pun terjadi pada 19 April lalu dengan catatan kenaikan yang cukup besar, yakni sebesar 14,30% dibandingkan pada 2022 lalu dengan jumlah 259.010 kendaraan dan ini naik sekitar 96,14% terhadap normal.
Sedangkan saat arus balik ke Jakarta melalui 4 gerbang tol selama 10 hari, terjadi kenaikan sebesar 6,51% dibandingkan tahun 2022 dengan jumlah 2.065.831 kendaraan. Sedangkan puncak arus balik yang terjadi pada 25 April 2023, memiliki catatan kenaikan sebesar 2,2% dari 2022 dengan jumlah 265.660 kendaraan.
“Jadi kendaraan yang kembali atau masuk ke Jakarta jauh lebih besar daripada yang keluar Jakarta,” jelas Atika Dara Prahita, dalam acara ‘Diskusi Evaluasi Mudik dan Arus Mudik Lebaran 2023, di Jakarta pada Rabu (10/5/2023).
Meskipun terjadi kenaikan yang cukup tinggi pada arus mudik dan arus balik, PT Jasa Marga Tbk mengklaim bahwa situasi lalu lintas terkendali karena rekayasa lalu lintas berupa contraflow dan one way.
Selain itu, Atika mengungkapkan adanya diskon tarif tol sebesar 20% yang dilakukan PT Jasa Marga selama musim arus mudik dan balik lebaran tidak berdampak terhadap pendapatan perusahaan.
“Adanya diskon tarif tol ini secara total tidak berpengaruh kepada pendapatan yang kami terima. Tujuan dari pemberian diskon tarif tol adalah untuk pendistribusian trafik supaya pemudik itu tidak mudik, atau balik di puncak arus mudik,” tambahnya.
Sebagai informasi saja, diskon tarif tol tersebut merupakan murni usulan dari perseroan dan Asosiasi Tol Indonesia (ATI), bukan desakan dari pemerintah. Sehingga, kondisi keuangan tiap perusahaan tol di Indonesia tetap aman.