Sebagai negara kepulauan, tentunya pembangunan infrastruktur diupayakan merata di seluruh Indonesia. Salah satu upaya pemerataan infrastruktur antarpulau diwujudkan Indonesia lewat pembangunan super grid, jaringan listrik raksasa.
Super grid adalah konsep mentransmisikan listrik jarak jauh menggunakan tegangan tinggi arus searah (high voltage direct current/HVDC). Pembangunan power plant bisa dilakukan di daerah potensial dan mentransmisikannya ke daerah yang membutuhkan.
Pembangunan jaringan listrik raksasa antarpulau yang direncanakan akan dijalankan di tahun 2025 ini bertujuan untuk mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) terutama panas bumi serta menjaga stabilitas sistem ketenagalistrikan dalam negeri. Super grid juga diproyeksikan membuka potensi industri hijau yang ramah lingkungan.
Lebih lanjut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan bahwa jaringan listrik raksasa super grid yang menghubungkan kepulauan yang ada di Indonesia mendukung energi listrik yang seluruhnya ditargetkan akan berasal dari pembangkit berbasis EBT sebesar 708 gigawatt (GW) pada 2060.
“Super grid bakal memainkan peran penting dalam upaya Indonesia membuka potensi/peluang industri hijaunya dengan cara menghubungkan potensi energi baru terbarukan dengan pusat-pusat kebutuhan energi di industri,” ujar Arifin di acara ‘Perpanjangan Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI)’, Jumat (4/8) lalu.
Lebih lanjut, menurut Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana bahkan jaringan listrik raksasa ini juga bakal terhubung dengan negara Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina. Bahkan tak hanya jaringan listrik namun juga interkonektivitas pipa gas.
“Ini untuk memperkuat wilayah kita secara bertahap, menciptakan surplus negara terhadap negara lain dalam situasi ‘menguntungkan’ untuk semua,” ujar Dadan dalam acara ‘Asean Energy Business Forum (AEBF)’ di Bali, Kamis (24/8/2023).
Pendanaan proyek jaringan listrik raksasa ini dikatakan bakal bersumber dari dana Asia Development Bank (ADB) karena juga akan terhubung ke negara-negara ASEAN lainnya. Skema pembiayaan ini juga telah disepakati oleh masing-masing negara Asean yang ikut serta dalam proyek tersebut.
Diharapkan dengan adanya super grid ini bisa menghubungkan sumber daya, panas bumi di pulau-pulau besar sekaligus menyokong kebutuhan energi untuk industri hilir mineral. Mineral kritis juga memerlukan transisi dan penyimpanan energi. Mineral berkembang secara signifikan. Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Filipina antara lain,” tandasnya.