Pada 2021 realisasi untuk porsi energi baru terbarukan ada di dalam bauran energi nasional baru yang mencapai 11,7 persen. Tentunya dalam peta jalan transisi menuju netral karbon ini pemerintah akan tambahkan pembangkit listrik yang nantinya berasal dari pembangkit energi baru terbarukan setelah 2030.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan untuk mendukung percepatan dalam mengembangkan energi terbarukan seperti kendaraan listrik perlu dibentuk Peraturan Presiden yang akan mengatur pembelian energi baru terbarukan dan membuat harga setrum bersih mampu bersaing dengan energi fosil.
Ia juga menjamin nantinya ekonomi Indonesia akan terus tumbuh walaupun dihadapkan dengan transisi untuk menggunakan energi bersih dan teknologi sektor di beberapa sektor industri seperti transportasi hingga pembangkit listrik.
Oleh karena itu pemerintah terus berupaya menghadirkan energi bersih. Sebagaimana langkah tersebut sebagai target bauran setrum bersih 25 persen hingga 2025 mendatang.
Di Jakarta sendiri bentuk solusi untuk menghadirkan energi bersih, yakni dengan mobil listrik. Hal ini disebabkan karena salah satu manfaat diluncurkan mobil listrik dapat mengatasi dan mengurangi polusi udara. Apalagi di ibu kota ingin merealisasikan program ‘Jakarta Langit Biru’.
Diketahui program tersebut dipelopori oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Untuk mewujudkan program ‘Jakarta Langit Biru’ ia telah mengeluarkan bus TransJakarta bertenaga listrik.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Rizal Patria menuturkan dengan hadirnya bus TransJakarta bertenaga listrik masyarakat bisa ikut beralih menggunakan mobil listrik.
“Alhamdulillah kita sudah launching 30 bus Transjakarta menggunakan bus listrik. Ke depan, mudah-mudahan mobil-mobil dinas sampai dengan mobil masyarakat juga menggunakan mobil listrik,” jelas Riza.
Selain itu, orang nomor dua di Jakarta ini juga menyebutkan meskipun kini harga mobil listrik masih terbilang mahal, namun manfaatnya sangat berguna untuk menekan tingginya polusi yang ada di ibu kota.
Bukan hal mustahil untuk mewujudkan penggunaan kendaraan listrik di Jakarta. Perlahan dengan menghadirkan kendaraan listrik, udara di kota Jakarta bisa lebih baik. Mengenai program ‘Jakarta Langit Biru’ sendiri terinspirasi dari suatu kota di Swiss yang menerbitkan peraturan larangan melintas, kecuali kendaraan listrik.
“Tentu tidak mudah karena harga mobil listrik masih mahal, perlu proses. Tapi, ini harga mahal yang harus kita bayar untuk kesehatan kita, udara bersih, sehat. Apalagi kita tahu sekarang ini dunia sedang mengalami wabah baru, virus baru yang harus kita tangani bersama,” sambungnya.
Di sisi lain, salah satu yang menjadi pelaksanaan bentuk perwujudan program ”Jakarta Langit Biru” adalah dengan diadakannya Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang di Ancol.
“Kegiatan ini bukan hanya kegiatan lomba Formula E, tapi sesungguhnya ini bentuk komitmen kami kita semua terhadap program Langit Biru. Jadi, kita ingin udara kita ini bersih, sehat, salah satunya nanti ke depan menggunakan mobil listrik,” tambahnya.