Jakarta Film Week (JFW) akan kembali diselenggarakan nih, Sob, tahun ini. Acara penghargaan untuk sineas Indonesia ini akan berlangsung pada 25-29 Oktober 2023 dengan mengusung tema “Evolve”.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumya, gelaran Jakarta Film Week 2023 dipastikan akan bekerja sama dengan Bucheon International Film Festival (BIFAN) dari Korea Selatan lewat program Geodam Campus.
Dalam hal ini Direktur Jakarta Film Week, Rina Damayanti mengungkapkan kerja sama dengan BIFAN itu merupakan salah satu upaya untuk penguatan yang dapat membuka kesempatan kepada calon sineas Indonesia.
Para pembuat film yang ingin karya terbaiknya dikompetisikan dalam festival tersebut sudah bisa mendaftar dan mengirimkan hasilnya. Paling lambat pengiriman karya dilakukan pada 31 Juli 2023. Oleh karena itu, dari hal tersebut pihaknya berharap akan ada kerja sama dengan entitas film lain, baik untuk regional maupun internasional.
Mendorong Sineas Muda Indonesia
Perlu Sobat pahami, Jakarta Film Week telah berdiri sejak 2 tahun lalu. Lewat gelaran para filmmaker (sineas) lokal dan internasional dapat memperkenalkan karya-karyanya kepada penikmat film, khususnya yang berada di Jakarta, Indonesia.
Dengan adanya gelaran film festival ini pun, mampu menarik perhatian kurang lebih 50 ribu orang baik secara online maupun offline. Tidak hanya penonton dewasa saja, banyak juga para penikmat film usia remaja pun ikut meramaikan “pesta untuk para penggila film”. Bukan tanpa alasan, pasalnya Jakarta Film Week berfokus pada pemutaran film baik dari Indonesia atau film-film dari berbagai belahan dunia.
Kerennya lagi, gelaran ini memiliki program signature bernama Jakarta Film Fund. Di mana melalui program tersebut para sineas muda diberi kesempatan memamerkan karya-karyanya dengan cara mengajukan proposal karya film yang telah dibuat.
Gelaran festival film ini juga berkomitmen untuk terus mengadakan pengembangan kapasitas bagi sineas muda Indonesia, termasuk mendorong bakat baru di industri perfilman dalam penguatan baik secara lokal dan internasional.
Bangkitkan Perfilman Indonesia
Sebelum ini, Badan Perfilman Indonesia (BPI) juga telah lebih dulu menyerahkan buku “Wajah Perfilman Indonesia” secara simbolis kepada pemerintah yang diwakilkan oleh Kemenparekraf dan Kemendikbudristek.
Menurut Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Neil El Himam, buku tersebut merupakan awal demi membangkitkan industri film Indonesia. Tak cuma itu, Kemenparekraf juga yakin bahwa industri perfilman nasional akan bangkit dan bisa tembus ke pasar internasional