Seorang seniman asal Indonesia bernama Irmandy Wicaksono raih penghargaan Harold and Arlene Schnitzer Price in Visual Arts 2022. Penghargaan itu diberikan lantaran keahliannya dalam memadukan tekstil dengan teknologi yang membawa karyanya untuk dipamerkan dalam galeri seni.
Kisah ini bermula sejak Irmandy dan timnya sedang mengembangkan 2 gaun mekatronik untuk Lady Gaga. Saat sedang mengenyam pendidikan S1 di University id Southampton, ia berkesempatan magang di Studio XO. Sebuah laboratorium teknologi fesyen di London.
Pada kesempatan tersebut ia gunakan untuk mengambil bagian pengembangan gaun mekatronik Anemone dan Cipher yang dipakai oleh Lady Gaga untuk pertunjukkannya di iTunes Festival dan kampanye artRAVE tahun 2013 di Brooklyn.
Dari pengalamannya itulah ia mulai tertarik dalam bidang smart tekstil, struktur atau kain cerdas yang dapat merasakan dan bereaksi terhadap berbagai rangsangan seperti mekanis, termal, kimia, biologis, dan magnetik.
Dengan hanya bekal pengalaman sebelumnya yakni dilibatkan dalam merancang gaun Lady Gaga bersama busana kreatif, ilmuwan dan insinyur, Mandy akhirnya termotivasi untuk membuat sesuatu. Alhasil ia berhasil merancang FabricKeyboard, sebuah alat musik keyboard yang terbuat dari kain.
Tak lama kemuadian FabricKeyboard lebih disempurnakan kembali menjadi KnittedKeyboard yang berhasil ditampilkan dalam ETH Rethinking Creativity Pavilion di World Economic Forum 2020.
Sebenarnya keterkaitan antara Mandy dan dunia tekstil sudah terjalin dari pengaruh kebudayaan di lingkungan sekitarnya. Di Indonesia sendiri, misalnya, banyak kain tekstil yang tersebar di masing-masing daerah seperti Batik, Ikat, dan Songket.
Adapun saat ini proyek terbaru dari Mandy adalah Tapis Magique (The Magical Carpet), di mana ia membuat karpet tekstil rajut elektronik berskala besar. Dengan sebuah teknologi, karyanya dapat merasakan tekanan langkah dan postur manusia sehingga dapat diubah menjadi suara untuk menjembatani fisik secara digital.
Dari keahliannya yang berani mengombinasikan antara tekstil dengan teknologi tersebut, pada tahun ini Mandy mendapatkan penghargaan Harold Aelene Schnitzer Price in Visual Arts. Tidak hanya mendapat penghargaan, tetapi ia juga berhasil memperoleh hadiah sebesar 50.000 dolar AS.
Selain itu pada Mei 2022 ia juga berhasil menampilkan karya untuk dipamerkan di dalam Galeri Seni Mahasiswa Wiesner.
“Saya berharap antarmuka tekstil saya membenamkan pengguna dalam pengalaman sinestetik yang unik ini tanpa membawa mereka sepenuhnya ke dunia digital,” ucap Mandy.