Pria bernama Adib Budiyono, Ketua Yayasan Sahabat Difabel (Sadifa), Jepara, Jawa Tengah membuat sebuah terobosan baru, yaitu masker dengan desain transparan. Masker tersebut dibuat guna memudahkan para tunarungu dan tunawicara dalam berkomunikasi.
Masker tersebut juga memiliki desain yang sedemikian rupa dan membuat pola yang tepat saat digunakan oleh para tunarungu atau tunawicara.
Dalam proses pembuatannya, masker-masker tersebut terbuat dari kain perca. Nantinya kain-kain tersebut dilubangi bagian tengahnya. Setelah dilubangi, maka di kain tersebut diberi mika yang bening, supaya menjadi transparan.
Perlu diketahui bahwa semua proses pengerjaan untuk membuat masker transparan tersebut dari mulai membuat pola, memotong bahan hingga menjahit dilakukan oleh anggota yayasan secara bersama-sama.
Selain itu, mereka memasarkan masker transparan untuk tunarungu dan tunawicara di beberapa e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Belanja.com. Tak hanya itu saja, untuk memesan masker ini juga bisa menghubungi melalui Facebook dan Whatsapp mereka.
Masker transparan ini dibandrol dengan harga Rp15 ribu. Hebatnya, mereka sudah menjual 1.000 masker ke berbagai daerah di Indonesia.
Saat di situasi pandemi ini masker memang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari guna mencegah penyebaran virus covid-19. Oleh karena itu dengan adanya masker untuk teman-teman tunarungu dan tunawicara ini diharapkan bisa mempermudah mereka dalam berkomunikasi.
Kegiatan di Yayasan Sadifa selama pandemi
Di sisi lain, Yayasan Sadifa sendiri telah terbentuk sejak tahun 2017 dengan anggota sekitar 100 orang yang terdiri dari seluruh tunarungu, tunadaksa, tunanetra, dan berbagai difabel lainnya yang berada di Jepara.
Menurut Adib selama pandemi teman-teman difabel ini sempat mengalami penghasilan yang berkurang hingga kehilangan mata pencaharian akibat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Meskipun demikian, tidak mengurangi semangat mereka untuk membuat sesuatu hal baru yang lebih kreatif dan inovatif. Selain membuat masker, teman-teman di Yayasan Sadifa ini juga memproduksi minuman sehat seperti jahe merah instan, sirup temulawak, beras kencur, dan kunyit asam untuk meningkatkan imunitas tubuh. Minuman tersebut dijual dengan harga Rp30-40 ribu.
Tidak hanya itu saja mereka juga membuat sanitizer yang terbuat dari bahan limbah minuman sehat seperti lidah buaya, jahe, dan serai. Hasil yang mereka peroleh pun digunakan kembali untuk membantu para difabel lainnya yang terdampak covid-19.
Di samping itu, terkadang kegiatan mereka juga kerap membagikan sembako, alat bantu aksesibilitas, pelatihan membuat sabun dan deterjen, dan mendampingi teman-teman difabel untuk divaksinasi covid-19.
Kini, ini teman-teman di Yayasan Sadifa pun tengah mengembangkan produk pembersih pakaian seperti sabun, pewangi, dan pelicin pakaian. Adib juga mengatakan bahwa saat ini juga tengah membuat deterjen dari bahan ramah lingkungan. Untuk rencana ke depannya mungkin mereka juga akan membuat kopi rempah dan sirup jahe merah latoh atau rumput laut.