Inovasi produk industri dalam negeri terus didorong dan dioptimalkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) baik itu dari segi produktivitas maupun dari segi komersialisasi. Salah satunya yaitu dengan inovasi teknologi pengolahan polutan industri. Hal itu searah dengan substitusi impor dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pentingnya sinergi dalam pembentukan ekosistem inovasi industri pun disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi.
“Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pemulihan ekonomi nasional adalah menciptakan ekosistem inovasi yang kondusif antar lembaga pemerintah, industri, asosiasi industri dan akademisi, sehingga dapat bersinergi dan berkolaborasi secara bersama untuk membangun industri yang tangguh dan mandiri,” ungkap Doddy.
Kontribusi terus dilakukan oleh seluruh unit kerja di lingkungan BSKJI untuk menciptakan inovasi teknologi yang mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri. Sehingga pihak BSKJI berpartisipasi secara langsung dalam permasalahan yang dihadapi pelaku industri.
Maka dari itu BSKJI melalui satuan unit kerjanya, yakni Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang menciptakan inovasi teknologi pengolahan polutan industri dengan nama ‘Reaktor Elektrokatalitik Portabel’.
Inovasi tersebut merupakan kerja sama antara BBTPPI dengan industri. Melansir dari Kontan, Teknologi elektrokatalitik ini merupakan suatu metode pengolahan polutan berupa zat warna dengan prinsip advance oxidation process yang dibangkitkan dengan tenaga listrik.
Doddy pun memaparkan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh alat reaktor elektrokatalitik portabel tersebut.
“Alat reaktor elektrokatalitik portabel sudah dimanfaatkan oleh industri karena memiliki banyak keunggulan, dengan dilengkapi konfigurasi teknologi yang compact, waktu proses yang cepat, mudah pengoperasian, sangat efektif mendegradasi zat warna, serta memiliki desain mobile,” terang Doddy.
Selain itu, teknologi ini juga mampu bekerja secara simultan dengan mendegradasi polutan. Hal itu dikarenakan pemilihan material elektroda (anoda-katoda) ditentukan oleh teknologi elektrokatalitik tersebut.
Besarnya efektivitas pengolahan juga dikarenakan gas oksigen dan hidrogen yang besar dalam bentuk proses flotasi polutan tersuspensi yang dihasilkan dari konfigurasi sel serta pemilihan material anoda-katoda yang tepat.
Diketahui, pembuktian dari mekanisme degradasi polutan alat ini telah dilakukan melalui hasil ujicoba untuk limbah batik pewarna naftol. Melansir dari Kontan, dalam waktu 1 jam chemical oxygen demand (COD) mampu diturunkan hingga 90%, pewarna indanthrene sebesar 70% dan air limbah batik jumputan sebesar 88%.
Bahkan, hanya dalam waktu 10 menit saja mampu menurunkan air limbah tekstil yang telah melewati proses aerob dengan COD 264 mg/L dan berwarna hijau menjadi 107 mg/L dengan visual jernih yaitu 153 PtCo.
Industri batik dan Lembaga edukasi milik pemerintah diketahui telah menggunakan alat reaktor elektrokatalitik portabel ini. Selanjutnya industri tekstil dan IKM juga direncanakan untuk menggunakan alat ini.
Oleh karena itu, dibentuklah ekosistem kerja sama dengan industri guna memasarkan alat tersebut oleh BBTPPI. Dengan diciptakannya alat ini diharapkan mampu menjadi solusi alternatif bagi industri dalam pengolahan polutan.