Sampah kerap menjadi topik perbincangan publik sampai saat ini. Bagaimana tidak, setiap tahunnya pasti ada saja masalah yang berkaitan dengan kenaikan sampah. Hal ini disebabkan oleh penampungan sampah yang kini overload. Oleh sebab itu, dibutuhkan inovasi pengolahan sampah yang baik untuk mencegah penimbunan berlebih.
Di Indonesia, beberapa pencetus inovasi pengolahan sampah sudah mulai bermunculan, kok, Sobat. Seperti pada kisah kreator berikut ini, mereka mengimplementasikan ilmu yang dimiliki demi menjaga keberlangsungan manusia dengan membuat inovasi pengolahan sampah. Simak kisahnya, yuk!
1. Inovasi Energi Baru dan Terbarukan Berbasis Sampah Organik
Inovasi ini sukses digagas oleh tim mahasiswa Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) yang terdiri dari Ermita Rizki Umaya, Balqis Jihaan Nabila Budi, Margaretta Elsa Damayanti, Nalia Atalla Ramadhieni, dan Syahira Andini. Tim beranggotakan 5 orang ini memilih tanaman selada (Pistia stratiotes) untuk mewujudkan inovasinya.
Sebab, untuk pendekatan alternatif terhadap energi terbarukan bisa dilakukan dengan menggunakan biogas dari biomassa tanaman. Terutama tanaman selada (Pistia stratiotes). Diketahui dalam kandungan hemiselulosa P. stratiotes ini ada peran substrat yang menghasilkan gas metana yakni komponen utama biogas.
Ada lima metode dalam proses mengolah sampah organik menjadi energi baru dan terbaru, diantaranya batch, continuous, photofermentation (SHF), dan semi-batch. Dari kelimanya metode, semi-batch dinilai paling baik. Sebab, metode ini bisa menghasilkan biogas untuk aplikasi skala besar.
“Selain aplikatif, kami menilai metode semi-batch dapat memenuhi nilai keekonomian sehingga nggak membebankan masyarakat jika nanti gas yang diproduksi sudah siap didistribusikan,” tutur Saifudin, M.Si., selaku pembimbing tim mahasiswa sekaligus dosen kepakaran botani.
Hasil dari penelitian ini kemudian dituangkan ke dalam paper ilmiah dengan judul “Utilization of Pistia stratiotes L. Biogas As Renewable Energy Source”.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Pernahkah Sobat mendengar informasi seputar teknologi pembangkit listrik tenaga sampah? Kali ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan PLTSa yang akan bermanfaat bagi masyarakat.
“PLTSa merupakan salah satu hasil riset yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang sekarang terintegrasi dengan BRIN,” terang Mego Pinandito selaku Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi.
Sedari awal, PLTSa didesain untuk menghasilkan listrik secara berkelanjutan. Bahkan, diketahui dalam sehari PLTSa mampu membakar sampah 100 ton dan menghasilkan energi listrik sebesar 700 KW.
3. Bahan Bakar Energi Terbarukan Co-Firing
Diketahui Pontianak bisa menghasilkan sampah hingga 400 ton per hari. Belum lagi ketika musim buah-buahan, seperti durian dan rambutan. Oleh karena itu, pada bulan April 2022 lalu Pemerintah Kota Pontianak bekerja sama dengan PT Kusuma Jaya Agro membangun inovasi pengolahan sampah co-firing sebagai bahan bakar energi terbarukan.
“Jadi dari satu ton sampah terjadi penyusutan karena termasuk sampah basah, menjadi bahan bakar yang sudah kering seberat 300 kg. 300 kg ini nilai kalorinya 3.400 kilokalori per kg, out jumlah minimalnya,” ujar Head of Research Innovation and Knowledge Management PT Indonesia Power, Mochammad Soleh.
Menurutnya solusi satu ini bukan hanya menangani sampah, melainkan juga bisa untuk menciptakan bahan bakar baru sebagai pengganti batu bara. Nantinya, kumpulan sampah di daerah tersebut akan diolah di pabrik co-firing, lalu hasilnya akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Sederet pencetus inovasi pengolahan sampah tadi memang belum berskala besar. Namun, semangat mereka untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat serta Bumi diharapkan mampu memberikan ‘terang’ bagi sekitar. Semoga kamu juga seperti itu, ya!