Umumnya, kita mengetahui kuliner brem khas Madiun yang punya sensasi dingin dan menyejukkan mulut terbuat dari beras ketan. Namun bagaimana kalau brem juga dibuat dari kulit durian? Ternyata inovasi brem kulit durian yang diciptakan enam mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) bisa disukai, bahkan berhasil meraih prestasi kelas internasional, lho!
Mahasiswa Unair yang menggagas inovasi brem kulit durian ialah Sulthan Fathi (dari Fakultas Sains dan Teknologi angkata 2019), Ardelia Bertha (Fakultas Kedokteran 2019), Syadilla Rahmansyah (Fakultas Kesehatan Masyarakat 2019), Lidya Ayu (Fakultas Kesehatan Masyarakat 2020), Dennis Muhammad (Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin 2020), dan Bernika Citra (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2020).
Diungkap oleh salah satu anggota tim inovator, Syadilla Rahmansyah, ide melakukan inovasi pada makanan khas kota Madiun itu berawal dari rencana untuk mengikuti kompetisi internasional Thailand Inventors Day yang digelar oleh National Research Council of Thailand, 1–6 Februari lalu.
“Jadi, untuk karya atau inovasi yang kami lombakan adalah inovasi makanan alternatif yakni brem, makanan tradisional juga yang terkenal dari kota Madiun,” ujarnya, melansir laman resmi unair.ac.id.
Manfaatkan Khasiat Kulit Durian
Lalu mengapa brem yang tadinya berbahan beras ketan lalu dicampur dengan bahan dari kulit durian? Syadilla Rahmansyah menjelaskan, kulit durian yang kerap dibuang ternyata bermanfaat sebagai bioregulator hormon serotonin pada otak.
Mencampurkan bahan kulit durian ke brem juga disebut bisa memberikan manfaat alternatif penghilang dampak buruk terhadap kesehatan para pengguna maupun mantan pengguna narkoba jenis Lysergic Acid Diethylamide (LSD) yang masih marak dikonsumsi di Asia Tenggara.
“Jadi, kami memanfaatkan kandungan yang ada dalam kulit durian tersebut untuk meningkatkan kadar serotonin di otak, sehingga dapat mengurangi gejala depresi, sakau, dan gejala lainnya,” jelas dia.
Selain itu, gagasan inovasi ini juga diharapkan bisa membantu pengurangan impor pektin sintetis hingga berton-ton dari luar negeri. Padahal ada pektin atau jenis serat pada pangan bisa didapat secara alami dari durian yang melimpah di Indonesia.
Menang Medali Emas di Thailand Inventors Day
Berkat inovasi brem kulit durian bertajuk “Brem-D: Utilization of Durio Zibethinus Skin Waste as Neutral-Stabilizer for Lysergic Acid Diethylamide (LSD) Addicts” itu masuk dalam kompetisi Thailand Inventors Day, tim mahasiswa Unair berhasil meraih medali emas, Sob!
Meski telah meraih prestasi membanggakan, Rama dan tim tak ingin merasa cepat puas. Tim mahasiswa Unair berharap hal ini menjadi motivasi untuk terus berkembang dan belajar sehingga bisa jadi lebih baik ke depannya.
“Kami senang mendapatkan pengalaman yang begitu, kami bertemu orang-orang internasional, dan bisa melihat inovasi-inovasi dari negara lain,” pungkas Rama.
Wah, sekarang kita jadi tahu kalau ternyata kulit durian berkhasiat menakjubkan bahkan untuk otak, ya, Sob. Sobat yang pernah dan suka makan brem, kira-kira penasaran mau icip brem kulit durian buatan mereka nggak, nih?