Inovasi berbasis sains dan teknologi serta berkelanjutan nggak hanya bisa diimplementasikan di sektor energi atau industri otomotif. Simak nih, Sob, temuan terbaru di industri tembakau atau industri rokok. Salah satunya dilakukan pemain besar industri rokok nasional, yaitu PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) dengan inovasi berkelanjutan produk tembakau bebas asap.
Lewat kegiatan Paparan Publik Perseroan di Jakarta, Senin (20/2/2023), Sampoerna memperkenalkan produk tembakau tanpa asap buatan yang dikembangkan perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International (PMI), yaitu IQOS (dibaca: aikos) ILUMA.
IQOS ILUMA ialah produk inovasi berbasis sains dan teknologi termutakhir serta berkelanjutan yang ada di portofolio Sampoerna. Menggunakan teknologi SMARTCORE INDUCTION SYSTEM™, IQOS ILUMA memanaskan batang tembakau alih-alih membakarnya. Karena tanpa proses pembakaran, produk ini rendah risiko hingga 95% daripada rokok biasa.
Inovasi ini berangkat dari data yang didapat oleh Sampoerna dari WHO terkait jumlah perokok di dunia yang akan mencapai 1 miliar orang pada 2025 mendatang. Dari miliaran orang tersebut, ada yang memerlukan alternatif lebih baik daripada rokok, jika tidak memutuskan untuk berhenti merokok.
“Kita fokus berinovasi mengembangkan solusi yang berkontribusi menjawab tantangan masyarakat paling sulit,” ujar Presiden Direktur Sampoerna, Vassilis Gkatzelis.
Terinspirasi dari industri farmasi, PMI dan HM Sampoerna membagikan temuan-temuan ilmiah kepada publik yang hasilnya juga memberikan manfaat terutama di aspek kesehatan.
“Kami percaya, para perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau seyogianya memiliki akses terhadap inovasi dan teknologi paling mutakhir untuk alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan terus merokok,” ujar Vassilis.
Produk Tembakau Bebas Asap sebagai Bentuk Upaya Berkelanjutan
Pendekatan yang dilakukan PMI dan Sampoerna tak sekadar dari aspek kesehatan, tapi juga sisi berkelanjutan (sustainable) industri tembakau itu sendiri.
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis lebih lanjut memaparkan tiga pilar utama di kerangka upaya keberlanjutan atau sustainability framework, yaitu lingkungan, pemerintahan, dan sosial.
Dari ketiga pilar tersebut, beberapa upaya berkelanjutan dilakukan Sampoerna. Misalnya dalam hal lingkungan, Sampoerna berkomitmen akan membuat fasilitas produksi netral karbon pada 2025 hingga menggunakan 100% energi baru dan terbarukan (EBT). Permasalahan limbah dan air bersih juga menjadi fokus industri rokok yang sudah hadir 110 tahun di Indonesia.
Lalu di ranah sosial, Sampoerna berkomitmen menghadirkan produk bebas asap terutama untuk perokok dewasa yang memutuskan untuk tak berhenti merokok.
Produk tembakau asap rokok ciptaan perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International, juga mempunyai pabrik manufaktur di Karawang, Jawa Barat, yang telah diresmikan pada 12 Januari 2023.
Pabrik manufaktur pertama milik PMI di Asia Tenggara dan juga ke-7 di dunia itu diproyeksikan akan membuat produk tembakau bebas asap untuk pasar domestik dan ekspor dengan destinasi ekspor Sampoerna yang telah mencapai lebih dari 40 tujuan.
“Sampoerna senantiasa berkomitmen untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan utama kami. Namun, kami hanya akan dapat mencapai tujuan kami dengan menanamkan dan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam semua yang kami lakukan, setiap aspek bisnis dan aktivitas kami. Sebagai bagian dari PMI, kami mengedepankan praktik terbaik dan pengetahuan global, serta sistem kelas dunia,” tandas Vassilis.