Di tengah euforia mengenai film Spider-Man: No Way Home yang “meledak” di akhir 2021 lalu, ternyata ada sosok pria asal Indonesia yang turut menjadi bagian dalam tim pembuatan film tersebut, tepatnya dalam bagian CGI. Pria tersebut bernama Ian Martin Ciputra.
Ya, Ian Martin Ciputra merupakan salah satu sosok anak bangsa berasal dari Surabaya. Saat ini ia sedang berkarier sebagai seorang seniman 3D di perusahaan efek visual Secret Lab, di Los Angeles, Amerika Serikat.
Pada kali ini, pria asal Indonesia ini diberi kesempatan untuk menjadi tim dalam pembuatan film Spider-Man: No Way Home. Tepatnya mengerjakan pada bagian adegan karakter Green Goblin yang diperankan oleh William Dafoe melepas karakter topengnya.
Ketika dirinya diberitahukan untuk andil dalam pembuatan film tersebut, ia mengaku sangat antusias, bahkan bersama tim perusahaannya bertanggungjawab dalam merancang kostum karakter tersebut dalam bentuk 3D. Namun, khusus Ian sendiri ditugaskan agar rancangan tersebut terlihat nyata dan tidak sama sekali memperlihatkan hasil komputer.
“Aku kerjain bagian shading namanya, untuk cek materialnya sendiri supaya material ini kelihatan asli terbuat dari metal, kelihatan detail-detail mulai dari goresan-goresan, lumpur-lumpur. Pokoknya asal kelihatan real dan meyakinkan kalau itu hasil komputer” jelas Ian.
Jika berbicara tentang tingkat kesulitan ia mengaku pengerjaannya memang terbilang mepet, dan dari pihak Marvel sendiri memiliki standar tinggi. Dirinya juga mengatakan selama proses pengerjaan tersebut ia bisa bekerja lebih dari 7 hari dalam 1 minggu dengan waktu lebih dari 12 jam per hari.
Meskipun dengan kerja yang begitu ketat, Ian sangat puas dengan hasil yang ia kerjakan bersama timnya, apalagi ia mewakili “orang Indonesia” di projek film kelas dunia tersebut. Bakatnya dalam dunia animasi sendiri telah muncul saat dirinya memiliki ketertarikan menggambar saat duduk di bangku sekolah dasar. Namun, ia baru menyadari bakatnya di bidang animasi ketika berada di bangku SMA.
Dari sanalah ia mengarahkan bakatnya dengan menempuh ke perguruan tinggi animasi komputer di Seattle dan Florida, baru kemudian diriya pindah ke Los Angeles dan bekerja di Secret Lab.
“Memang kita belajarnya dasarnya dari sekolah, tapi kebanyakan aku juga belajar tutorial dari YouTube, asalkan terus belajar aja sih, gak peduli dari mana kita bisa kok,” tambahnya.