Tren mobil listrik semakin dipercepat di Indonesia. Meskipun demikian, nyatanya sampai saat ini masih banyak masyarakat yang ragu untuk memiliki mobil listrik dengan berbagai alasan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan ada tiga hal yang menjadi alasan mengapa masyarakat Tanah Air masih ragu untuk memiliki mobil listrik, di antaranya adalah:
1. Mengubah Pola dan Kebiasaan Masyarakat
Membangun ekosistem mobil listrik bukanlah hal mudah. Dalam hal ini masyarakat Indonesia perlu dibiasakan untuk beralih. Yang mulanya menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM Subsidi) menjadi mobil listrik yang cukup berbeda.
“Kalau ke SPBU mungkin hanya butuh 2-3 menit untuk mengisi 10 liter selesai. Akan tetapi dengan mobil listrik, kalau lagi di jalan harus mencari dahulu di mana bisa mendapatkan fasilitas swap baterai, dia juga harus mencari di mana charging station. Dari faktor itulah yang menyebabkan orang masih mikir-mikir (membeli mobil listrik),” papar Moeldoko.
2. Sulit Membuat Masyarakat Tertarik dengan Mobil Listrik
Sampai sejauh ini, masih terasa sulit membuat masyarakat beralih tertarik untuk berpindah menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan utama. Sebab, permasalahan seperti isu-isu soal kendaraan ramah lingkungan belum terjawab. Terutama yang berkaitan dengan isu baterai, keamanan, dan nilai jual kembali.
“Faktor kedua, masih ada isu-isu yang belum terjawab. Misalnya nanti, kalau masuk air kebakaran nggak, kesetrum nggak itu penumpangnya, terus baterai bisa seberapa jauh digunakannya,” tambahnya.
3. Sistem Pasca Jual Mobil Listrik
Di poin terakhir ini yang menjadi keraguan bagi publik untuk memiliki mobil listrik adalah terkait sistem pasca jual kendaraan tersebut. Banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya dengan sistem penjualan mobil listrik versi second-nya.
“Isu terakhir yang selalu kita hadapi, pasca jual nanti gimana, gimana ya second-nya. Itu selalu menjadi perbincangan dan pertimbangan,” pungkas Moeldoko.
Penjelasan di atas jadi tugas rumah alias PR bagi pemerintah maupun pemasok mobil listrik. Jika memang memiliki niat untuk beralih menjadi lebih baik, tentu butuh usaha lebih menuju ke sana, kan? Kalau Sobat sendiri, apakah tertarik dan berencana untuk beralih ke mobil listrik?