Ada kabar baru dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT), nih, Sobat. Meski telah sukses memberikan kontribusi fantastis ke negara melalui capaian ekspornya sebesar USD5,36 miliar, namun nyatanya pemerintah masih ingin terus berkinerja lebih. Industri TPT disebut membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia (SDM) kompeten untuk mengisi kekurangan pekerja di sektor ini.
Disebutkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan, industri TPT masih kekurangan pekerja dengan jumlah yang signifikan hingga 135.000 orang per tahun.
Kepala BPSDMI juga mengemukakan, kinerja industri TPT akan berjalan lebih baik jika ditopang oleh SDM yang memadai dan kompeten. “Pada masa pandemi Covid-19, industri TPT menyerap tenaga kerja hingga 3,65 juta orang atau 19,5% dari total tenaga kerja industri manufaktur,” ungkapnya.
Bagaimana Upaya Kemenperin Atasi Kekurangan Pekerja Industri Tekstil?
Kurangnya pasokan SDM di industri TPT harus segera diatasi karena industri ini termasuk dalam salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan karena sektor padat karya dan berorientasi ekspor, sehingga memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional.
Maka dari itu, berbagai cara ditempuh pemerintah, khususnya oleh pihak Kementerian Perindustrian. BPSDMI Kemenperin terus menjalankan berbagai program, terutama melalui sektor pendidikan.
Adapun unit pendidikan yang dibangun dan dikembangkan Kemenperin guna mendukung pasokan SDM yang dibutuhkan industri tekstil, yakni Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta yang berdiri pada tahun 2015 hingga Politeknik STTT Bandung yang sudah berdiri selama 100 tahun. Di lembaga pendidikan itulah rutin diadakan diklat kepada siswa dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi dan Penempatan Kerja) untuk memenuhi tenaga kerja industri TPT tingkat operator.
Selain itu pihak Kemenperin bersama lembaga pendidikan juga bekerja sama dengan stakeholder industri. Guna dapat mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dari lulusan unit pendidikan vokasi industri, Kemenperin melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) BPSDMI menghadirkan Career Development Center (CDC) Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian.
Nah, di sistem CDC inilah di mana siswa yang telah dididik siap menjadi tenaga kerja akan bertemu dengan industri yang mencari tenaga kerja kompeten dan terlatih. CDC dapat memberikan angin segar bagi industri karena dengan kehadiran program tersebut, perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan. Selain itu, CDC bisa menjadi wadah atau sarana masukan terkait SDM industri.
Kira-kira begitulah, Sobat, upaya pihak Kemenperin berusaha memenuhi kekurangan pasokan SDM atau pekerja di industri tekstil.