Pada gelaran rapat kerja daerah (rakerda) Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Jawa Timur, pada 27 – 28 September, DPD REI Jatim menyatakan bahwa industri properti Jawa Timur diproyeksikan bakal tumbuh positif di tahun 2022.
Ketua DPD REI Jatim, Soesilo Efendy, memaparkan rakerda REI Jatim yang mengusung tema “Bangkit Bersama di Era Digitalisasi Perizinan yang Semakin Mudah dan Lancar”. Tema tersebut dipilih karena sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam peluncuran Online Single Submission (OSS) yang di dalamnya termasuk izin usaha sektor industri properti.
“Pemerintah tujuannya untuk mempermudah. Karena banyak sistem yang berubah, memang untuk tujuan itu butuh proses,” ungkap Soesilo dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (28/9/2022).
Soesilo menyatakan REI Jatim ingin mendorong proses digitalisasi perizinan ini berhasil disosialisasikan dan dapat diikuti prosedurnya oleh pengembang di area Jawa Timur.
Dalam talkshow “Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat dalam Mendukung Pembiayaan Properti”, REI Jatim membahas mengenai pembiayaan bersama pimpinan bank BTN, BP Tapera, dan ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
Soesilo menjelaskan, saat pandemi sektor usaha banyak yang mengalami angka penurunan sehingga sokongan program pemerintah sangat membantu. Ia menjabarkan anggota REI di daerah, misal Kediri, Banyuwangi, dan Jember banyak mengembangkan rumah subsidi yang menikmati program KPR Bersubsidi. Sedangkan untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya didominasi pembangunan klaster rumah komersil menengah dan menengah ke bawah juga ikut terkerek dengan program PPN DTP 0%.
“REI sedang berjuang untuk lanjut, paling tidak hingga Desember. Target kami penjualan tumbuh 20% hingga akhir tahun meski BBM naik, bunga bank naik,” ungkap Soesilo.
Menurutnya, target tersebut bukanlah sesuatu yang muluk mengingat pertumbuhan properti nasional sedang moncer. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan bahwa premi pada lini usaha properti tumbuh 36,4% pada I/2022. Di Surabaya, pendapatan asli daerah (PAD) jadi meningkat karena industri makin baik.
“Memang properti ini usaha yang asyik. Properti itu terkait dengan 174 bidang usaha mulai dari industri hingga UMKM,” cetus Soesilo.
Oleh sebab itu, menurutnya, apabila industri properti menggeliat, akan banyak sektor yang kecipratan juga, Sob. Sebaliknya, gejolak di industri lainnya juga bakal memengaruhi bisnis properti, kok. Misalnya, nih, industri bahan baku konstruksi, saat ini pengembang harus memeras otak dengan harga baja yang sudah naik terutama sejak BBM meroket.
Namun ketua DPD REI Jatim tersebut optimis, developer industri properti bisa merancang langkah strategis guna mengatasi BBM naik, bunga bank naik hingga 5 bpm (4,5%) maupun bahan baku yang juga naik. Ia menekankan, solusi dari masalah tersebut adalah efisiensi dan kecepatan demi menghemat biaya.
Sobat SJ yang sedang bergelut di industri properti Jawa Timur, jangan takut untuk berbisnis lagi, ya, walau banyak tantangan saat ini. Optimis, efisiensi, dan kecepatan dalam pembangunan industri properti bisa menjadi solusi bisnis propertimu, kok!