Daya saing dalam industri pengolahan kakao terus diupayakan untuk ditingkatkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di taraf global dan juga menjadi sektor yang berkelanjutan.
“Seiring upaya memacu pengembangan industri pengolahan kakao di dalam negeri, Kemenperin turut aktif mendorong peningkatan produktivitas biji kakao dan konsumsi produk kakao olahan,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika pada Minggu (28/11/2021), melansir dari beritasatu.com.
Melalui kebijakan hilirisasi, peningkatan nilai tambah pada komoditas kakao Indonesia berpotensi dan memiliki peluang yang terbilang besar.
Seperti yang diketahui, saat ini Indonesia merupakan produsen kakao olahan terbsar ke-3 di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading.
Sebanyak 11 industri pengolahan kakao dengan total kapasitas yang terpasang mencapai 739.000 ton per tahunnya menjadi penopang kekuatan yang dimiliki Indonesia dalam hal tersebut.
Adanya ketersediaan bahan baku komoditas kakao juga menjadi pendukung potensi besar Indonesia. Melansir dari beritasatu.com, produksi biji kakao Indonesia sebesar 220.000 ton menurut International Cocoa Organization (ICCO) 2018/2019. Selain itu, Indonesia juga diketahui sebagai penghasil biji kakao terbesar keenam di dunia.
Kontribusi signifikan dapat diberikan terhadap devisa negara dari industri pengolahan kakao di Tanah Air di tengah pandemi Covid-19 yang melanda.
Hal tersebut dapat terlihat dari capaian nilai ekspor sebesar US$ 1,12 miliar pada produk kakao nasional yang naik dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,01 miliar.
Produk kakao tersebut akan diekspor dalam bentuk liquor, butter, bubuk dan cake. Selain itu, Putu juga menyebutkan tujuan ekspor kakao olahan Indonesia. “Negara tujuan utama ekspor kakao olahan Indonesia, di antaranya ke Amerika Serikat, Belanda, India, Jerman dan Tiongkok,” sebut Putu.
Industri kakao olahan ini diketahui telah memiliki standar internasional sehingga produknya dinilai dapat berdaya saing dengan kancah global.
Tak hanya itu, karena didukung dengan pemanfaatan teknologi modern, produk kakao olahan Indonesia (cokelat) dikenal memiliki cita rasa yang khas. Adanya teknologi modern menciptakan inovasi produk yang beragam dan unik serta sesuai dengan selera yang diminati oleh konsumen saat ini.
“Kami juga turut mendorong untuk penggunaan teknologi industri kakao yang inovatif, efektif dan ramah lingkungan sehingga produktivitas dan kualitas kakao Indonesia meningkat,” ujar Putu.
Nilai jual produk kakao olahan Indonesia juga dilihat dari desain kemasan dan bentuknya. Sehingga dapat menjadi nilai jual yang tinggi dan menarik konsumen di pasar domestik dan mancanegara.
Produk makanan dan minuman yang menggunakan bahan baku kakao olahan diantaranya seperti cokelat, biskuit, wafer, roti, dan es krim. Penghasil produk tersebut adalah industri pengolahan skala besar dan juga sektor industri kecil dan menengah (IKM).