Sektor industri pengolahan diperkirakan akan tetap menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Hal ini telah disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa.
Nantinya, tujuh sektor prioritas tersebut berperan sebagai pendukung pertumbuhan industri pengolahan. Ketujuh sektor tersebut menjadi prioritas yang terdiri dari makanan, minuman, tekstil, dunia otomotif, farmasi, alat kesehatan, dan program industri hijau, serta perluasan penerapan industri 4.0.
Oleh karena itu, nilai ekspor terus didorong agar tumbuh dari 6 hingga 7,3 persen. Target pertumbuhan nilai tersebut berasal dari permintaan global, seiring dengan perkembangan yang membaik dan peningkatan produktivitas.
“Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 5,3 hingga 5,9 persen. Maka dari sisi pengeluaran pertumbuhan itu memerlukan dorongan konsumsi masyarakat yang diperkirakan dapat tumbuh 5,2 sampai 5,4 persen,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Dan, investasi menjadi kunci agar target pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terwujud. Masuknya aliran investasi akan membawa industri pengolahan selalu berkembang dan proyek pembangunan berkelanjutan terus berjalan, mulai dari infrastruktur prioritas, pelaksanaan industrialisasi hingga peningkatan investasi pada industri ramah lingkungan.
Rencananya, rasio pertumbuhan ekonomi akan dijaga pada level 0,375 dengan indeks pembangunan manusia berkisar antara 73,31 hingga 73,49. Tidak hanya itu, penurunan gas emisi rumah kaca juga akan ditekan hingga mencapai 27,02%. Nilai tukar petani dengan 103 sampai 105, dan nilai tukar nelayan 106 hingga 107.
Di sisi lain, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan bahwa sejauh ini industri pengolahan masih konsisten sebagai kontributor terbesar dalam pencapaian ekspor nasional, meskipun saat ini perekonomian global sedang tidak menentu. Terutama karena akibat dari pandemi, kenaikan suku bunga The Fed hingga perang Rusia-Ukraina.
Jika melihat kinerja ekspor industri pengolahan selama kuartal I 2022 (Januari-Maret 2022), dapat dipastikan menembus $50,52 miliar. Hal tersebut menjadi bukti positif bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar $38,95 miliar. Secara persentase, terdapat peningkatan 29,68% pada 2022 ini.
Selain itu, pada kuartal I tahun 2022, sektor industri pengolahan tetap menjadi kontributor paling dominan, yakni 76,37% dari total nilai ekspor nasional yang sebesr $66,14 miliar.