Industri penerbangan RI menjadi salah satu dari banyak sektor ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat dari skala besar hingga skala kecil, membuat mobilitas masyarakat dengan menggunakan transportasi udara menurun.
Namun setelah 2 tahun berlalu, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi meyakini bahwa industri penerbangan, baik itu secara global maupun nasional, akan segera bangkit. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah penumpang domestik hingga 70 persen, tingkat vaksinasi yang tinggi, penurunan kasus Covid-19, pelonggaran aturan perjalanan.
Menhub mengungkapkan rasa optimisnya saat dia menjadi pembicara sebuah diskusi panel dalam acara Changi Aviation Summit 2022 yang berlangsung di Singapura pada Selasa, (17/5/2022).
“Saya optimis industri penerbangan di Indonesia akan kembali bangkit dalam waktu dekat. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan konektivitas melalui angkutan udara,” ujar Budi.
Namun, Menhub juga menambahkan bahwa kecepatan pemulihan industri penerbangan ini juga tergantung dari karakteristik wilayah dan juga kebijakan masing-masing negara.
Lonjakan Penumpang Saat Mudik Lebaran 2022
Menurut Menhub, pulihnya industri penerbangan mulai terlihat dari pergerakan penumpang transportasi udara saat mudik Lebaran 2022 kemarin. Angka jumlah penumpang menjadi yang tertinggi sejak pandemi, bahkan mendekati jumah penumpang sebelum pandemi.
Diketahui berdasarkan Data Traveler 2022, saat mudik Lebaran 2022 terdapat sebanyak 2,9 juta pergerakan penumpang atau 82 persen dari jumlah pemudik tahun 2019 sebelum pandemi.
Sedangkan untuk jumlah penumpang pesawat udara secara keseluruhan saat sebelum pandemi sudah menyentuh angka 117 juta. Angka tersebut turun menjadi 43 juta saat munculnya pandemi di tahun 2020. Dan semakin menurun di 2021 ketika pandemi belum mereda.
Dukungan Pemerintah untuk Akselerasi Pemulihan Industri Penerbangan
Industri penerbangan RI kembali optimis menargetkan jumlah penumpang 78 juta per tahun. Adapun upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk mendukung industri penerbangan dalam negeri di antaranya memberikan stimulus untuk fasilitas navigasi kalibrasi penerbangan di 44 bandara dan 100 fasilitas navigasi udara, memberikan subsidi berupa Public Service Obligation (PSO) kepada 168 bandara, dan bantuan keuangan lainnya berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui pinjaman dan hibah luar negeri, serta pemberian relaksasi pembayaran PNBP.