Industri penerbangan sempat terpuruk akibat hantaman pandemi Covid-19. Hal ini disebakan adanya pembatasan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi udara, baik itu penerbangan domestik dan internasional. Namun, di tahun 2022, industri penerbangan Indonesia disebut bisa kembali pulih.
Diungkap oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan sejak awal pandemi tahun 2020, industri penerbangan mengalami penurunan hingga 20 persen dibanding sebelum pandemi. Ini adalah kontraksi terbesar dibanding industri lainnya.
Diketahui sebelum pandemi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang udara di tahun 2019 mencapai 95,56 juta orang, yang terdiri dari penumpang penerbangan domestik 76,68 juta orang dan penumpang penerbangan internasiona sebanyak 18,88 juta orang.
Dan ketika pandemi mulai menghantam di Maret 2020, lalu adanya pemberlakuan pembatasan mobilitas penduduk demi pencegahan penyebaran virus Covid-19, jumlah penumpang turun menjadi 36,05 juta orang, dengan rincian jumlah penumpang penerbangan domestik 32,29 juta orang dan penerbangan internasional 3,66 juta orang.
Sedangkan di tahun 2021, di mana virus Covid-19 masih mewabah di Tanah Air dan dunia, ditambah maraknya varian Covid-19 baru seperti Delta pada Juli-Agustus 2021 lalu membuat perkiraan total penumpang penerbangan udara sebanyak 28 juta orang.
Penurunan drastis jumlah penumpang menyebabkan industri penerbangan terdampak. Bahkan hingga menyentuh maskapai plat merah, Garuda Indonesia. Kerugian yang diderita Garuda Indonesia sebesar Rp18,94 triliun pada laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2021 lalu. Kerugian ini membengkak 25 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp15,19 triliun.
Tak hanya Garuda Indonesia, Lion Air Group juga ikut terdampak karena adanya pandemi. Maskapai penerbangan tersebut terpaksa merumahkan karyawannya (status tidak PHK) menurut beban kerja (load) di unit masing-masing. Pengurangan karyawannya ini mencapai kurang lebih 25-35 persen dari 23 ribu karyawan.
Industri Penerbangan Optimis Kembali Bangkit di 2022
Dalam masa pemulihan, kini kondisi industri penerbangan mulai meningkat hingga 60-70%. Dengan upaya vaksinasi sehingga bisa membentuk herd immunity, mobilitas masyarakat yang kembali kondusif bisa membuat industri penerbangan Indonesia kembali pulih seperti semula.
BPS optimis bahwa dengan percepatan vaksinasi dan penangan Covid-19, maka di tahun 2022 diproyeksikan penumpang transportasi udara akan naik kembali menjadi 56 juta terutama dari penumpang domestik.
INACA (Indonesia National Air Carrier Association) juga seoptimis BPS. INACA memproyeksikan bahwa di 2022 penumpang domestik bisa mencapai 60 juta penumpang.
Sedangkan Ikatan Pilot Indonesia juga menyatakan keoptimisannya bahwa penerbangan Indonesia akan segera bangkit dan bisa berkompetisi kembali dengan negara lain. Termasuk pihak yang optimis bahwa penerbangan di Indonesia bisa segera bangkit dan berkompetisi dengan negara lain.