Sejumlah industri sudah mulai bangkit pasca terpuruk di masa pandemi Covid-19. Termasuk industri mainan Indonesia. Asosiasi pengusaha Mainan Indonesia (APMI) tetap optimis bahwa penjualan mainan anak di tahun 2021 bisa naik 5%. Permintaan ekspor ke sejumlah negara juga sedang menunjukkan kenaikan.
“Penjualan mainan anak di bulan ini sangat baik. Beberapa negara juga melakukan impor dari kita karena stok mereka juga menipis,” ungkap Ketua Bidang Mainan Kayu APMI Winata Riangsaputra.
Diketahui, selama pandemi Covid-19 di tahun 2020, kapasitas produksi industri mainan anak hanya bisa berjalan 10%. Hal ini dikarenakan tidak ada permintaan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Namun setelah enam bulan, industri mainan mulai pulih karena adanya kenaikan order terutama mainan edukasi dan mainan keluarga untuk pasar domestik dan boneka serta mainan edukasi untuk pasar ekspor. Hingga akhirnya bisa mencapai 75% volume produksi dari target.
“Karena banyak yang sekolah dari rumah, maka orang tua membeli mainan agar anaknya bisa belajar sambil bermain. Sementara permainan keluarga seperti ular tangga dan monopoli diminati untuk mengisi waktu luang karena selama pandemi harus di rumah,” urai Winata.
Belum Pulih Sepenuhnya
Diungkap pula oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan Indonesia (APSMI) Eko Wibowo, bahkan kini industri mainan masih di tahap recovery dan sudah di 60 persen dari kondisi normal sebelum pandemi.
“Industri mainan masih recovery dari market normal, sudah di 60 persen [dari kondisi normal], belum full recover,” kata Eko saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/12/2021).
Faktor yang menyebabkan industri mainan belum pulih sepenuhnya ialah karena daya beli konsumen juga belum sepenuhnya pulih serta pergerakan masyarakat di tempat perbelanjaan masih terbatas, tidak seperti sebelum pandemi.
Namun, industri mainan masih optimis dan memprediksi bahwa di tahun depan akan lebih bergairah dan bisa pulihkan ekonomi nasional.
“Kalau kami lihat ekonomi makro, cukup bagus, cuma tinggal bagaimana masyarakat juga kembali punya daya beli yang baik, sehingga menggerakkan penjualan mainan,” katanya.
Produk mainan dinilai lebih dinamis daripada produk sepeda karena bisa digerakkan lewat tren baru dari film dan lain-lain. Maka dari itu sejumlah industri mainan sudah mulai menyiapkan stok agar bisa memenuhi permintaan di momentum Natal dan Tahun Baru.