Kendati menjadi negara penghasil karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand, namun industri karet nasional sedang dalam keterpurukan. Bahkan menurut para ekonom, industri karet dalam negeri diprediksi punah dalam 10 tahun kedepan!
‘Ramalan’ ini diungkapkan oleh lembaga Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Dikatakan karena produktivitasnya yang terus menurun, mungkin industri karet hanya akna bertahan hingga 10 tahun ke depan sebelum akhirnya padam.
Lebih lanjut, menurut catatan Indef, produktivitas industri karet memang menurun di kuartal II 2023 yakni terkontraksi hingga -7,2% secara tahunan atau year on year (YoY). Semakin menurun dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya sebesar -3,23% YoY.
Selain itu, menurun produktivtas industri karet juga mengancam posisi Indonesia sebagai negara produsen karet di dunia. Bahkan posisi ini hendak disalip Vietnam yang saat ini memang berada di posisi ketiga di daftar negara produsen karet.
Vietnam sendiri saat 2022 mempunyai angka ekspor karet sebanyak 2,1 juta ton . Hanya beda tipis dengan Indonesia yang mencatatkan ekspor 2 juta ton dengan produksi hanya 2,6 juta ton.
Penurunan produksi karet disebabkan beberapa masalah diantaranya penyakit gugur daun yang kian masif sejak 2019 hingga diperparah dengan sulitnya petani mendapatkan pupuk. Pabrik-pabrik karet pun juga banyak yang tutup dna yang bertahan terpaksa mengimpor bahan baku dari negara lain, seperti Myanmar, Filipina, dan sejumlah negara di Afrika agar pabrik mereka bisa terus beroperasi.
“Ketika nanti kita berhadapan dengan kondisi seperti ini dan tidak ada situasi atau mungkin solusi yang bisa ditawarkan untuk memperbaikinya. Maka, mungkin ya, perkiraan kami 8 sampai 10 tahun lagi industri ini bisa hilang,” ucap Andry dalam KTT Indef 2023, Selasa (8/8).
Industri Ban Juga Terancam
Karena produktivitas karet yang kian lesu, banyak petani karet memutuskan untuk mengganti kebun karet dengan sejumlah komoditas lain, salah satunya adalah sawit.
Hal ini juga mengancam industri ban dalam negeri yang mana bahan baku ban adalah karet. Bahkan, Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) memperingatkan, bahwa industri ban di Indonesia saat ini terancam punah
Menurutnya jika para petani semakin tidak minat menanam karet alam lagi selama 5 hingga 10 tahun ke depan, maka pengusaha ban akan semakin sulit mendapatkan bahan baku. Alhasil tidak ada lagi produsen ban di Tanah Air.
“Kalau ini berlangsung 5 sampai 10 tahun ke depan, bahaya. Karena tidak ada jaminan dari pemerintah agar petani karet itu jangan mengalihkan pertaniannya ke kelapa sawit,” ujar Abdul Aziz Pane, Ketua Umum APBI.
Saat ini, dua sektor tersebut yaitu industri karet dan industri ban dalam negeri sedang menunggu langkah solusi dari pemerintah. Waduh, semoga cepat ada jalan keluarnya, ya.