Industri alat berat di indonesia baru-baru ini menarik perhatian karena pada kuartal III 2021 menunjukkan kenaikan penjualan. Berdasarkan data dari Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) diketahui penjualan alat berat di seluruh sektor mencapai 8.821 unit, meningkat 99% dari penjualan pada Januari – Agustus 20201 yang berada di angka 4.440 unit.
Naiknya penjualan alat berat ini dikatakan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada keterangan resmi Minggu (17/10) merupakan bentuk telah membaiknya situasi pandemi Covid-19 sehingga bisa menaikkan harga komoditas alat berat dalam negeri.
Sektor yang Bergantung Pada Industri Alat Berat
Industri alat berat di Indonesia dikategorikan berdasarkan empat sektor pengguna, yaitu sektor agro, kehutanan, konstruksi, serta pertambangan. Dilihat dari nama-nama sektornya, industri alat berat turut berperan penting dalam pembangunan nasional.
1. Sektor Pertambangan
Penjualan terbesar alat-alat berat ada pada sektor pertambangan. Penjualan naik 206% dari yang semula 1.001 unit di Agustus 2021 dan sekarang menjadi 3.062 unit di Agustus 2021.
Melonjaknya penjualan alat-alat berat untuk sektor pertambangan disebabkan oleh situasi harga batu bara dan dan nikel yang masih tinggi serta pengoperasian nikel di Indonesia yang telah banyak diresmikan.
2. Sektor Kehutanan
Selanjutnya, sektor kehutanan turut menyumbang kenaikan penjualan alat-alat berat dengan peningkatan 84 persen menjadi 1.487 unit. Industri alat berat berperan untuk mendukung kegiatan pengolahan lahan hutan. Terutama kini Indonesia sedang gencar melakukan pemerataan ekonomi di luar Pulau Jawa dan membuka lahan untuk pembangunan industri-industri.
3. Sektor Konstruksi
Untuk sektor konstruksi, alat-alat berat merupakan salah satu pendukung terlaksananya pekerja-pekerjaan membangun infrastruktur nasional. Karena tidak semuanya bisa dikerjakan oleh tenaga manusia dan jika dengan alat berat tentunya bisa meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas dan percepatan waktu pelaksanaan konstruksi. Di 2021, penjualan alat berat untuk sektor konstruksi naik 64% dengan berhasil dibeli sebanyak 3.449 unit.
4. Sektor Agrobisnis
Dan sektor terakhir yang berkontribusi pada kenaikan penjualan alat-alat berat ialah sektor agrobisnis yang meningkat 54.7 persen menjadi 823 unit. Hal ini dipengaruhi dari harga minyak nabati (CPO) yang masih akan tinggi. Minyak yang terbuat dari tumbuhan seperti minyak kelapa sawit masih jadi permintaan dunia. Terlebih Indonesia termasuk penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
HINABI (Perkumpulan Industri Alat Berat Indonesia) mengungkapkan bahwa di 2022 akan ada peningkatan produksi mencapai 30 persen atau bahkan mendekati tren saat 2018 yang melebihi angka 8.000 unit. Hal ini harusnya tercapai, mengingat sektor industri alat berat Indonesia juga termasuk dalam program Prioritas Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).