Setelah pemerintah sukses melakukan pelepasan ekspor telur ke Singapura pada Agustus lalu, Indonesia kembali mengekspor telur ke negara ASEAN lainnya nih, Sob. Kali ini ekspor telur dilakukan ke Myanmar melalui PT Super Unggas Jaya.
Melansir dari beberapa media bisnis online di Indonesia, ekspor telur ke Myanmar sebanyak 58.500 butir HE dengan hasil 18.000 ekor Day Old Chick (DOC) Parent Stock.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menjelaskan bahwa telur yang diekspor merupakan telur tetas dengan kualitas terbaik.
“Telus yang diekspor ini merupakan telur tetas dengan kualitas terbaik dan dihasilkan dari indukan umur yang performa terbaik,” jelas Nasrullah seperti dikutip Kontan, pada Selasa (19/9/2023).
Meskipun jumlah telur yang diekspor terbilang banyak, Nasrullah memastikan jika stok telur ayam di dalam negeri tetap menjadi prioritas utama. Hal ini pun sesuai juga dengan arahan presiden, di mana produksi komoditas yang saat ini berlebih harus didorong agar mampu menangkap peluang ekspor.
“Kita lihat perkembangan produksi unggas yang jumlahnya cukup luar biasa dan tercatat surplus, tentunya surplus ini kita dorong untuk ekspor,” tambahnya.
Saat ini, Indonesia sendiri telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produksi daging ayam mencapai sekitar 3,85 juta ton per tahun. Sedangkan berdasarkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan nasional, konsumsi daging ayam di Indonesia mencapai 3,5 juta ton per tahun, sehingga mempunyai cadangan neraca atau surplus sebanyak 348 ribu ton.
“Kami terus mendorong pelaku usaha perunggasan agar mampu melakukan ekspor dan bersaing di pasar global,” tutupnya.
Sekedar informasi saja, pencapaian terbesar ekspor peternakan terjadi pada 2022 hingga triwulan III 2023, di mana Indonesia berhasil menembus pasar Singapura dengan persetujuan ekspor produk Indonesia oleh UEA.
Dengan begitu, bisa dibilang selama beberapa tahun ini proses peningkatan nilai tambah dan daya saing bahkan hilirisasi terus berjalan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan selera konsumen.
Di sisi lain peningkatan ekspor telur dan daging ayam berkat beberapa program yang dilakukan oleh beberapa pihak. Program tersebut yaitu sistem kompartemen bebas Avian Influenza, penerapan Good Breeding Practices, Prinsip-prinsip Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare), dan jaminan keamanan pangan melalui Sertifikasi Veteriner.
Atas program yang dijalankan dengan baik itu, maka kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari – Juli 2023 mencapai nilai US$790,7 juta atau sekitar Rp11,8 triliun. Pertumbuhan nilai ekspor pun meningkat sebesar 9,56% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 15,36% dari periode yang sama pada 2022.