Memperingati Hari Laut Sedunia di tanggal 8 Juni 2022 membuat kita teringat pada Laut Indonesia. Karena kehebatan laut Indonesia, negara ini juga mempunyai julukan negara maritim dan berencana menjadi poros maritim dunia.
Sebagai informasi, laut Indonesia memiliki garis pantai terbesar kedua di dunia yaitu sepanjang 95.181 km dengan 2/3 wilayah NKRI berupa kepulauan (17.504 pulau) dan luas lautan 58 juta meter persegi.
Di lautan yang luas itu terpendam kekayaan yang disebut-sebut menyumbang pendapatan negara hingga US$1,2 triliun. Mulai dari cadangan migas 9,1 miliar barrel, wisata bahari dan komoditas perikanan.
Indonesia juga merupakan rumah bagi ribuan spesies laut. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, di laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 biota terumbu karang.
Sumber daya ikan di laut Indonesia meliputi 37 persen dari spesies ikan di dunia. Beberapa jenis ikan di Indonesia mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kerang, dan rumput laut. Maka tak heran jika Indonesia merupakan negara terbesar kedua di sektor akuakultur, setelah China.
Di sepanjang garis pantai Indonesia adalah hutan bakau (mangrove) terbesar di dunia, dengan luas 3,2 juta hektar. Tak hanya mangrove, bahkan perairan Indonesia juga merupakan padang lamun terbesar di dunia yang membentang seluas 30.000 km persegi. Selain itu, Indonesia menyimpan kekayaan terumbu karang dengan luasan hampir 50.000 km2, atau 18% terumbu karang dunia.
Potensi lainnya yang tak boleh diabaikan dalam perairan Indonesia merupakan tempat terjadinya perdagangan global. sekitar 90% perdagangan global diangkut melalui laut, di mana 40% di antaranya melewati perairan Indonesia.
Upaya untuk Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia
Dari deretan kehebatan laut Indonesia ini lah, kemudian Presiden Jokowi mencanangkan gagasan untuk membuat Indonesia menjadi poros maritim dunia. Senyatanya poros maritim dunia adalah sebuah gagasan operasional yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim.
Dalam mewujudkan mimpi Indonesia sebagai poros maritim dunia diperlukan penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan.
Banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di antaranya adalah membangun tol laut, yang dilalui kapal laut, yang menghubungkan pulau Indonesia dari timur ke barat, dari utara ke selatan, terutama untuk sistem jalur distribusi logistik. Selain itu Indonesia juga masih memerangi aksi penangkapan ikan secara ilegal oleh pihak asing terutamanya.
Lebih lanjut, Indonesia telah menyusun lima pilar yang menjadi pondasi untuk mewujudkan mimpi menjadi poros maritim dunia:
Pilar pertama: Pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
Pilar kedua: Berkomitmen dalam menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.
Pilar ketiga: Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
Pilar keempat: Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan.
Pilar kelima: Membangun kekuatan pertahanan maritim.
Sudah 6 tahun berlalu sejak gagasan Indonesia poros maritim dunia bermula. Kita sebagai warga negara Indonesia harus terus mengawal mimpi tersebut dengan beragam upaya, misalnya menjaga kebersihan laut dan tidak melakukan kegiatan yang bisa merusak habitat di sana.