Indonesia ternyata nggak hanya menjadi negara dengan perokok pria paling banyak di dunia, namun juga negara dengan pengguna rokok elektrik (vape) terbanyak di dunia. Laporan ini berdasarkan survei yang dilakukan Statista, sebuah perusahaan data pasar dan konsumen.
Statista melakukan survei secara daring terhadap sekitar 1.000–9.500 responden berusia 18–64 tahun dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Survei dilakukan pada periode Januari–Maret 2023.
Hasilnya, dalam laporan Statista Consumer Insights tercatat 25 persen dari responden Indonesia mengatakan telah menggunakan rokok elektrik berbentuk pena.
“Di Indonesia, sebanyak satu dari empat orang yang disurvei oleh Statista Consumer Insights mengatakan pernah menggunakan vape setidaknya sesekali atau kadang-kadang,” kata Statista dikutip dari lamannya, Rabu (31/5/2023).
Setelah Indonesia, negara pengguna rokok elektrik terbanyak sedunia di posisi kedua adalah Swiss sebanyak 16 persen, disusul Amerika Serikat (15 persen), Inggris (13 persen), dan Kanada (13 persen).
Kendati populer di negara-negara beken di benua Eropa dan Amerika Utara, vape masih belum banyak digemari di negara Italia yang memiliki persentase 9%, Prancis 9%, Jerman 7%, Brasil 6%, dan Maroko hanya 2%.
Tingginya pemakaian rokok elektrik di negara-negara dunia disebabkan ada anggapan bahwa vape mempunyai risiko lebih sedikit daripada merokok dengan tembakau. Penggunaan vape juga sering dianggap sebagai alat untuk membantu berhenti merokok.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan dampak jangka panjang mengonsumsi rokok elektrik dan dampak bagi orang yang terpapar.
Meskipun vape tidak membakar tembakau, ia mengandung nikotin yang sangat membuat ketagihan. Kecanduan akan nikotin sulit dihilangkan dan akan menimbulkan reaksi tertentu bagi tubuh ketika mencoba untuk dihilangkan. Nikotin vape juga mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah arteri yang seringkali berujung denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Vape dapat menimbulkan beragam gangguan lain bagi kesehatan organ tubuh. Kandungan acrolein dalam vape bisa menyebabkan asma dan cedera paru-paru. Jadi, sebenarnya kita perlu sangsi dengan anggapan yang selama ini menganggap vape memberi manfaat bagi para perokok. Padahal, sama saja efek buruknya, ya, Sob!