Indonesia melalui pabrik nikel sulfat milik PT. Halmahera Persada Lygend (HPL) yang terletak di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat sebanyak 5.584 ton yang dikemas dalam 290 kontainer ke Cina.
Pabrik nikel sulfat pertama Indonesia yang juga anak usaha PT. Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel) tersebut memurnikan bijih nikel menjadi nikel sulfat yang kemudian akan digunakan dalam produksi baterai lithium kandungan nikel tinggi.
Direktur Utama NCKL Roy Arfandy mengatakan, dengan ekspor perdana nikel sulfat dari pabrik anak usahanya diharapkan bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik.
“Inilah karya anak bangsa di timur Indonesia yang menjadi langkah penting Indonesia untuk menjadi pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik di masa mendatang sekaligus kontributor baru dalam ekspor produk hilirisasi nikel yang bisa mendorong perekonomian daerah dan nasional,” ujarnya.
Roy mengatakan PT. Halmahera Persada Lygend akan menargetkan ekspor produk nikel sulfat mencapai 240.000 ton dalam setahun.
“Ke depan, perusahaan akan berusaha mengirimkan kurang lebih sebanyak empat kapal untuk memenuhi target permintaan produksi nikel sulfat tersebut,” ungkap Roy.
Sementara target lain PT. HPL ialah menjadi perusahaan manufaktur yang mengedepankan aspek lingkungan dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
“Kami ingin menjadi perusahaan manufaktur bahan energi baru yang mengedepankan pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, serta berkontribusi pada pengembangan industri. Ini merupakan target jangka menengah kami,” tandasnya.
Pabrik nikel sulfat terbesar di dunia tersebut menjalankan operasional penambangan dan hilirisasi terbaik. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, saat peresmian PT. HPL pada bulan Mei lalu menyebutkan, PT. HPL sudah lolos sertifikasi kelas internasional.
“Operasional penambangan dan hilirisasi yang dilakukan oleh NCKL merupakan yang terbaik. Ini diungkapkan oleh konsultan internasional yang bisa melakukan sertifikasi terhadap proses produksi penambangan dan lainnya,” ujar Seto.
Selain nikel sulfat, pabrik PT HPL juga akan memproduksi kobalt sulfat yang saat ini masih dalam tahap uji coba produksi. Bersama dengan nikel sulfat, dua komoditas ini menjadi elemen penting pembentuk prekursor katoda baterai kendaraan listrik.