Indonesia Berpotensi Kembangkan Industri Alas Kaki Lokal Lewat Kolaborasi

Pelaku industri perlu berkolaborasi dan memanfaatkan teknologi agar produk alas kaki lokal lebih kompetitif dengan produk sejenis dari luar negeri.

Industri alas kaki lokal/semarang.bisnis.com

BISNIS/WAHYU DARMAWAN CEGAH DEINDUSTRIALISASI: Sejumlah pekerja pabrik menyelesaikan produksi sepatu, di Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto meminta pemerintah segera mengambil langkah prioritas guna mencegah gejala deindustrialisasi yang semakin dalam. Pemerintah juga diminta mengambil langkah kebijakan fiskal, yaitu dengan memberikan insentif pajak kepada sektor industri yang dinilai sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja.

Pengembangan industri alas kaki lokal terus dipacu oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar tetap dapat bersaing. Salah satunya dengan berkolaborasi sebagai upaya untuk meningkatkan inovasi produk alas kaki nasional yang dapat mengikuti tren dan selera konsumen saat ini.

Seperti yang diketahui, potensi Indonesia sebagai produsen alas kaki di dunia berada di posisi keempat setelah Tiongkok, India, dan Vietnam. Indonesia juga dikenal sebagai negara konsumen sepatu terbesar keempat dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki.

Melansir dari medcom.id, langkah strategis  yang dilakukan adalah dengan Footwear Creative Competition (IFCC) 2021 yang merupakan program dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), unit kerja di bawah Ditjen IKMA Kemenperin. 

Dengan mengusung tema ‘Indonesia Melangkah’, kegiatan IFCC 2021 ini memiliki tujuan menciptakan terobosan baru dalam mengembangkan industri alas kaki di tengah globalisasi dan dampak pandemi Covid-19.

“Kami optimistis, IFCC bisa menjadi wadah kreatif untuk para calon desainer alas kaki Indonesia yang mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi, sehingga industri sepatu nasional dapat mempromosikan produk asli dan orisinil buatan anak bangsa ke masyarakat luas, baik nasional maupun kancah internasional,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, Kamis (25/3/2021).

Potensi-potensi desainer dalam mengembangkan desain alas kaki lokal akan didorong sekaligus dikenalkan dan dipromosikan kepada masyarakat luas. Hal tersebut sejalan dengan tujuan yang ada pada IFCC.

Berdasarkan data dari Kemenperin, nilai ekspor industri alas kaki lokal mengalami peningkatan sebesar USD4,8 miliar sepanjang 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian nilai ekspornya meningkat 15,54 persen sebesar USD490 juta dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Amerika Serikat menjadi pasar utama untuk memasarkan produk alas kaki Indonesia. Selain itu, terdapat juga enam pasar besar lainnya seperti Tiongkok, Belgia, Jerman, Jepang, Kanada, dan Italia. 

Para pelaku industri dalam negeri perlu berkolaborasi dengan desainer dan memanfaatkan teknologi terkini agar produk alas kaki Indonesia lebih kompetitif dengan produk sejenis dari luar negeri. Sebagai pendorong kreativitas, teknologi sangat penting untuk diterapkan di sektor industri.

Dalam hal kreativitas dan inovasi,industri persepatuan Indonesia juga perlu didorong. Mulai dari desain produk hingga proses pemasarannya. 

“Hal ini sekaligus sebagai implementasi teknologi industri 4.0 yang memberikan peluang untuk bersaing dengan produk impor,” ujar Gati.

Exit mobile version