Indonesia digadang-gadang akan menjadi salah satu negara sebagai produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan cadangan nikel yang berlimpah di Indonesia.
Cadangan nikel yang tersedia di Indonesia sendiri mencapai 20 persen dari seluruh dunia. Seperti yang diketahui, nikel merupakan material inti pembuatan baterai dan salah satu komponen termahal di kendaraan listrik. Maka dari itu, sangat mungkin jika Indonesia menjadi produsen baterai mobil listrik.
Melansir dari Merdeka.com, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia juga menginginkan hal yang sama untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai mobil listrik.
“Cadangan nikel di dunia, 20 persen ada di Indonesia. Kita ingin Indonesia menjadi salah satu negara produsen terbesar untuk pembangunan baterai mobil,” kata Bahlil dalam sambutannya di webinar Indef, Rabu (8/9).
Saat ini permintaan kendaraan listrik terus meningkat dan diperkirakan tumbuh sekitar 55 juta unit di dunia pada 2040. Sejalan itu kebutuhan baterai lithium juga meningkat yang diramalkan akan ada kapasitas lebih dari 500 GWh untuk kendaraan listrik pada 2030.
Sehingga permintaan baterai akan semakin besar, begitu pula dengan bahan baku pembuatannya. Dari situlah Indonesia dianggap berpeluang menjadi pemain industri besar.
Pada 15 September mendatang, proses groundbreaking pabrik baterai listrik milik PT Industri Baterai Indonesia serta konsorsium LG dan CATL akan dilakukan.
Total investasi pembangunan pabrik baterai listrik yang dibangun oleh PT Industri Baterai Indonesia bersama dengan konsorsium CATL dan LG tersebut mencapai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun.
“Tanggal 15 september kita sudah mulai groundbreaking pembangunan pabrik LG yang kami teken di awal tahun 2021 sebesar US$ 9,8 miliar,” kata Bahlil.
Pabrik baterai listrik yang berada di Kota Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu memiliki kapasitas produksi pabrik mencapai 10 giga watt per hour pada tahap pertama. Nilai investasinya bernilai sebesar US$ 1,2 miliar, dikutip katadata.co.id.
Karena pemerintah tidak ingin terjadi ekspor bahan setengah jadi jika industri hulunya dibangun lebih dulu, maka pembangunan ekosistem kendaraan listrik dimulai di bagian hilir.
Pabrik baterai mobil listrik yang dibangun juga merupakan upaya untuk mewujudkan hilirisasi industri dengan transformasi ekonomi.