Festival Anak Shaleh yang berlangsung selama 4 hari mulai 24 November hingga 27 November 2022 telah selesai dihelat oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Festival yang kembali diadakan setelah sempat vakum akibat pandemi Covid-19 ini diinsiiasi oleh Dewan Kemakmuran Majelis (DKM) IMIP dan berlangsung di Masjid Al-Khairat Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Festival Anak Shaleh ini diikuti peserta anak-anak sebanyak 304 orang yang berasal dari 19 TPA. Masing-maisng TPA mengirimkan 16 santrinya untuk mengikuti beragam lomba, diantaranya adalah; hafalan surah pendek, adzan, tartil, kultum, cerdas cermat Al-Qur’an, shalat berjamaah
Alasan dihelatnya Festival Anak Sholeh ini diungkap oleh Ketua DKM-IMIP, Djoko Suprapto. Dalam keterangan resminya, ia menulis bahwa kegiatan ini bertujuan menciptakan generasi emas yang mencintai Al-Qur’an di masa depan. Target dari festival ini ialah anak-anak berusia rentang 1 - 12 tahun yang saat ini mulai banyak di Bahodopi. Banyaknya generasi muda terlihat dari jumlah penerimaan siswa di sekolah-sekolah dasar di Bahodopi yang angkanya meningkat cukup signifikan.
“Nah, target kita dengan rentan usia itu, kita bisa bina sedini mungkin, menanamkan kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an. Karena masalah sosial 10 – 20 tahun mendatang yang akan kita hadapi, bukan sekarang. Untuk itu, IMIP hadir dengan melakukan hal-hal sederhana namun berdampak positif bagi masyarakat,” jelas Djoko, Rabu (27/11).
Kegiatan di bidang keagamaan ini tentu juga mendapat apresiasi positif dari sederet pemerintah setempat yang hadir yaitu Camat Bahodopi, Tahir, Kepala Desa Fatufia, Kepala KUA Bahodopi dan Ketua LPTQ Bahodopi.
Tahir mengatakan kegiatan seperti ini bisa berguna tak hanya sebagai ajang mengenalkan anak-anak kepada agama Islam, namun juga sebagai bimbingan akhlak dan rohani bagi generasi di masa mendatang, wadah silaturahmi bagi sesama santri, serta sarana pengembangan keterampilan anak-anak.
“Harapan kita semua tentunya, ke depan anak-anak ini jadi generasi berprestasi yang Islamiah, berilmu pengetahuan, dan memiliki akhlakul karimah. Apalagi saat ini perkembangan informasi semakin canggih. Kalau tidak ada filter agama bisa bahaya. Kita berharap juga, kegiatan ini bisa melahirkan bibit-bibit unggul yang akan mewakili daerah kita di ajang MTQ nantinya,” jelas Tahir.