Di usia 26 tahun pada umumnya orang-orang baru menyandang gelar S1 dan mungkin baru menyelesaikan pendidikan S2. Tapi tidak untuk Mahardhika Pratama, alumni Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kelahiran Surabaya ini telah menyelesaikan pendidikan S3 dan mendapat gelar doktoral di usia yang terbilang muda.
Gelar doktoral tersebut ia dapatkan setelah menyelesaikan studi lanjutan mengenai electrical engineering di University of New South Wales, Australia di tahun 2014. Usai mendapat gelar, Mahardhika Pratama S.T.,M.Sc.,Ph.D. mengajar di salah satu universitas ternama di Australia, yakni University of Technology Sydney dan La Trobe University, Melbourne sejak 2015.
Rekam pengalaman kerjanya pun luar biasa, salah satu yang nampak jelas adalah ia selalu mempublikasikan hasil ilmiahnya. Hal ini dikarenakan, Dhika (nama panggilan) telah terbiasa menulis dan mempublikasikan penelitiannya sejak semester enam pada program sarjana.
Tercatat, pada laman Google Scholar dan Scopus, Mahardhika Pratama S.T.,M.Sc.,Ph.D. telah mempublikasikan hasil penelitian lebih dari seratus jurnal. Mayoritas jurnal-jurnal penelitiannya memiliki reputasi baik dengan kategori Q1.
Nilai h-indeks-nya pun terbilang cukup baik yakni pada Scopus mencapai angka 21, sedangkan pada Google Scholar mencapai angka 24. Indeks ini didasarkan pada jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan jumlah sitasi atau kutipan yang diterima dari publik lain.
Ilmuwan muda yang kini berusia 32 tahun ini juga menorehkan prestasi melalui proyek penelitian bertajuk Semantic Visual Indoor Positioning System with Real-time Analytics. Proyek yang berlangsung hingga 2022 ini mendapat dana sebesar USD 372.360 oleh Industry Alignment Fund- Industry Collaboration Projects (IAF-ICP).
Beberapa penghargaan ilmiah pun pernah ia raih, diantaranya adalah Institution of Engineers, Singapore (IES) Prestigious Engineering Achievement Award pada 2011, UNSW High Impact Publication Award pada 2013 dan 2014, serta IEEE TFS pada 2018.
Pada Agustus 2020 lalu, Dhika pun kembali ke Indonesia dengan menjadi dosen Departemen Teknik Elektro Otomasi (DTEO) ITS. Dengan kembalinya ia ke Tanah Air diharapkan banyak memberikan manfaat bagi orang banyak untuk membantu memajukan negeri.
“Saya percaya bahwa berkontribusi bagi Indonesia tidak mengenal ruang, di mana pun seorang anak negeri bekerja, asalkan dia melakukan kegiatan dengan motivasi untuk memajukan negeri, maka dia sudah berkontribusi bagi tanah airnya,” jelas Dhika seperti dikutip website resmi ITS.
Sedikit informasi saja, masuknya Mahardhika Pratama S.T.,M.Sc.,Ph.D. bukan kebetulan. Ia dibantu salah satu kenalan dosen DTEO ITS yang menjadi muridnya di Nanyang Technological University, Singapura. Komunikasi tersebutlah yang akhirnya membawa Dhika bisa menjadi dosen dan mengikuti rekrutmen dosen jalur non PNS di ITS.