Kita ketahui bersama, jika Ibu Kota Negara / IKN Nusantara yang berlokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, saat ini sedang digarap pembangunannya oleh pemerintah Indonesia. Bukan tanpa alasan, lokasi ibu kota baru Indonesia ini dinilai sangat cocok menggantikan DKI Jakarta yang sudah mengalami penurunan permukaan tanah dan sering mengalami banjir.
Tapi, apakah IKN Nusantara tidak akan mengalami banjir atau permasalahan lingkungan lainnya? Menurut Juru Kampanye Pantau Gambut, LSM yang berfokus di bidang kelestarian lahan gambut, Wahyu A Perdana menjelaskan bahwa Kalimantan menjadi pulau yang berisiko tinggi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, disebut rawan akan kebakaran hutan yang bersumber dari tiga provinsi di sekitarnya.
“Berdasarkan penggabungan area KHG (Kesatuan Hidrologis Gambut) berdasarkan area administrasi provinsi, Provinsi Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan kerentanan karhutla ada area KHG tahun 2023 yang memiliki kelas kerentanan high risk terbesar se-Indonesia,” jelas Wahyu A Perdana, seperti dikutip CNN Indonesia pada Rabu (31/5/2023).
Studi dari lembaga masyarakat tersebut juga mencatat 1,2 juta dari 4,3 hektare hutan gambut di Kalimantan Tengah berpotensi terbakar. Sedangkan di sekitar kawasan IKN, ada sekitar 119 ribu hektare dari total 343 ribu lahan gambut berpotensi karhutla. Tidak hanya itu saja, di bagian Kalimantan Utaa ada sekitar 89 ribu hektare lahan gambut berisiko tinggi kebakaran, dari total lahan gambut seluas 351 ribu hektare.
Dengan begitu, menurut lembaga Pantau Gambut, ada tiga provinsi berisiko tinggi karhutla yang dapat mengepung ibu kota baru Indonesia tersebut.
Titik panas di Kalimantan
Sejauh ini otoritas terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada beberapa titik panas di Kalimantan yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan.
Seperti catatan BNPB dari laporan Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, mengungkapkan jika 8,31 hektare lahan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pernah mengalami hangus terbakar terdampak karhutla.
“Kebakaran terjadi pada Minggu (28/5/2023) tersebut terjadi di empat titik, yaitu di Kecamatan Bukit Batu, Jekan Raya, Pahandut, dan Sebangau,” jelas petugas PPO BPBD Kota Palangkaraya, Nasir, seperti dikutip Antara.
Selain itu, BMKG Stasiun Balikpapan juga telah menemukan 14 titik panas yang tersebar di Kalimantan Timur (Kaltim) pada Senin (29/5/2023) pukul 01.00 hingga 24.00 WITA. Tentu saja, titik-titik panas tersebut berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.
Sekedar informasi saja, titik panas merupakan indikator kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi dari suatu lokasi yang memiliki suhu relatif tinggi dibandingkan suhu di sekitarnya.
Melihat data-data tersebut, kira-kira sudah adakah cara penanggulangan agar IKN Nusantara terbebas dari asap dan kebakaran hutan?