Hampir seluruh wilayah Pulau Jawa dalam beberapa waktu belakangan ini mengalami hujan yang terbilang lama. Seperti contohnya di wilayah Jabodetabek, hampir setiap hari diguyur hujan, bahkan dengan intensitas tinggi. Lalu, apa penyebab hujan terus mengguyur wilayah Pulau Jawa?
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), penyebab hujan terus mengguyur wilayah Pulau Jawa diakibatkan oleh Vorteks Borneo. Fenomena ini merupakan badai yang berada di sekitar Laut Natuna Utara, di mana sisa anginnya menuju ke wilayah Jawa.
Akibatnya, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi di banyak wilayah Pulau Jawa. Potensi hujan pun diperkirakan akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan. Sebagai contoh kawasan Jabodetabek yang terus diguyur hujan sejak Kamis (2/3/2023) subuh.
Sementara, di bagian Sumatra secara umum akan mengalami hujan ringan hingga sedang seperti di Bangka Belitung, Jambi, Lampung, Sumatra Selatan, Bengkulu, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, dan Aceh yang berpotensi hujan lebat.
Untuk wilayah Indonesia bagian tengah, seperti Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara akan mengalami hujan dengan intensitas ringan. Sedangkan wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara berpotensi hujan lebat.
Pada bagian timur Indonesia, hujan berpotensi lebat akan terjadi di Maluku, Papua, Papua Barat, dan Maluku Utara.
Erma Yulihastin selaku Peneliti Klimatologi di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN menjelaskan ada dua faktor penting yang memicu hujan masih kukuh mengguyur wilayah Indonesia di awal Maret.
Kedua faktor tersebut yaitu adanya lonjakan Lintas Utara Khatulistiwa atau Cross Equatorial Northly Surges (CENS) dan Vorteks Borneo yang terjadi di Laut China Selatan.
CENS sendiri merupakan penguatan angin dari utara yang memiliki kecepatan rata-rata di atas 5 meter/detik di wilayah Laut China Selatan bagian selatan dekat Laut Jawa. Indeks CENS, diketahui telah terjadi sejak 21 Februari 2023 hingga saat ini.
Mengenai Vorteks Borneo merupakan pusaran angin yang memiliki radius putaran pada skala meso, yaitu antara puluhan hingga ratusan kilometer yang bertitik di wilayah Kalimantan.
“Saat ini, Vorteks Borneo mulai terbentuk dekat ekuator di atas Laut China Selatan,” jelas Erma Yulihastin seperti dikutip CNN Indonesia, pada Kamis (2/3/2023).
BRIN sendiri telah memperbarui informasi jika sisa badai yang terjadi di wilayah Laut China Selatan kini mulai mengarah ke wilayah Jawa.
“Update Vorteks Borneo: vortex sudah mulai meluruh, namun sisa peluruhan berupa angin kencang dari utara kini semuanya mengarah ke Pulau Jawa,” terang Dr Erma Yulihastin melalui akun Twitter pribadinya.
Diharapkan, masyarakat yang berada di wilayah Pulau Jawa untuk sementara waktu lebih berhati-hati jika sedang berada di luar rumah. Bukan tanpa alasan, pasalnya sewaktu-waktu cuaca hujan dengan intensitas tinggi bisa terjadi.