Selain ada Gerhana Bulan Penumbra di awal bulan Mei ini, Sobat juga bisa nih menyaksikan hujan meteor Eta Aquarid. Sebenarnya hujan meteor ini sudah dimulai sejak 18 April 2023 kemarin hingga 28 Mei 2023, namun puncaknya akan berlangsung pada 6 Mei mendatang.
Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh Emanuel Sungging Mumpuni selaku Pusat Penelitian Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengatakan bahwa puncak hujan meteor Eta Aquarid akan jatuh pada tanggal 6 Mei 2023.
“Puncaknya sekitar 6 Mei dini hari dari arah timur,” katanya.
Ngomongin soal fenomena alam satu ini, kira-kira hujan meteor Eta Aquarid tuh, apa ya?
Berasal dari Komet Halley
Mengenai hal tersebut, Emanuel memaparkan bahwa hujan meteor Eta Aquarid merupakan hujan meteor yang disebabkan oleh komet 1P/Halley. Jenis komet satu ini membutuhkan waktu selama 76 tahun untuk mengorbit dalam satu putaran.
Ia juga menjelaskan bahwa hujan meteor adalah siklus tahunan ketika Bumi beredar dalam orbitnya mengelilingi Matahari. Sementara, menurut penurutan NASA, hujan meteor adalah fenomena ketika banyak meteorid yang melintas di atmosfer Bumi.
Perlu dipahami, meteor sendiri merupakan bagian serpihan, guguran atau sisa dari komet yang tertinggal saat beredar. Saat meteor memasuki atmosfer Bumi, kita sering menyebutnya sebagai ‘bintang jatuh’.
Setiap hujan meteor akan diikuti garis-garis bercahaya yang dapat muncul di manapun saat di langit, akan tetapi ‘ekor’ mereka semua tampak mengarah kembali ke titik yang sama di angkasa.
Garis terang yang mengekor pada ‘bintang jatuh’ ini sebetulnya bukan meteor, melainkan udara panas yang bersinar saat batu panas menembus lapisan atmosfer Bumi.
Puncak Hujan Meteor di Bulan Mei
Seperti yang dikatakan sebelumnya, hujan meteor berjenis Eta Aquarid terjadi pada akhir April 2023. Namun, hal ini masih bisa memberikan kesempatan bagi pencinta astronomi untuk melihat fenomena alam ini.
Ada yang tahu nggak kenapa dinamakan Eta Aquarid? Jadi nama tersebut diambil berdasarkan acuan letaknya yang berada di bintang Eta Aquarid konstelasi Akuarius.
Ketika sedang melintasi di Zenit, intensitas kecepatan hujan meteor ini membawa 50 meteor per jam dengan besaran kelajuan yang mencapai 237.600 km per jam. Namun, kalau di Indonesia intensitas kecepatan melintas Eta Aquarid terjadi bervariasi antara 42-43 meteor per jam,
Yaps, menurut Pusat Sains Antariksa BRIN, hujan meteor ini bisa disaksikan pada 6 Mei mendatang pukul 03.00 dini hari di arah timur dan mulai memudar ketika seiring terbitnya Matahari.
Bagi yang penasaran dengan fenomena antariksa ini, kamu nggak perlu khawatir deh. Soalnya nih, Emanuel mengungkapkan kalau hujan meteor satu ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Jadi tunggu apalagi, catat tanggalnya dan jangan lewatkan momen indah pemandangan hujan meteor di langit Indonesia, ya!