Rumput laut menjadi komoditas eskpor unggulan selanjutnya yang akan fokus dihilirisasi oleh pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah membeberkan sejumlah rencana hilirisasi rumput laut di Indonesia, loh.
Berkaca dari hilriisasi nikel yang terbilang sukses yakni bisa meningkatkan Rp7 triliun ekspor menjadi Rp15 triliun, maka Presiden juga optimis hilirisasi rumput laut bisa berjalan dalam waktu dekat. Bahkan saat ini sudah ada proyek mockup atau pilot project hilirisasi rumput laut di Bali.
Pilot project yang berada di perairan Buleleng tersebut menjadi salah satu dari lima wilayah yang juga difokuskan untuk mengembangkan hilirisasi rumput laut Indonesia. Empat wilayah lainnya adalah Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Maluku Tenggara (Maluku), Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur), dan Nusa Tenggara Barat.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pengembangan lima lokasi tersebut menjadi amanat pengembangan rumput laut yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Lima lokasi tersebut diharapkan bisa menjadi contoh bagaimana produksi bisa ditingkatkan, dengan tetap menjaga keberlanjutan.
Saat ini pihak pemerintah sedang mengintegrasikan ekosistem dari hulu ke hilir di kawasan tersebut. Hilirisasi dimulai dari penanganan pascapanen yang baik, modernisasi pengeringan, packaging, pengaturan tata niaga, hingga penyediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Keuntungan Hilirisasi Rumput Laut
Lebih lanjut, menurut Presiden Jokowi, jika sampai hilirisasi industri rumput laut berkembang, nilai ekspornya menjadi lebih tinggi. Pasalnya banyak sekali industri yang perlu disuplai dari sektor rumput laut salah satu farmasi.
Namun yang menjadi pekerjaan besar saat ini adalah membuat produk rumput laut olahan. Menurut data KKP, komposisi ekspor rumput laut di Indonesia didominasi dalam bentuk olahan kering sebanyak 80 persen. Sedangkan, nilai ekspor rumput laut dalam bentuk olahan hanya sebesar 20 persen. Untuk kontribusi ekspor rumput laut Indonesia untuk dunia dikatakan telah mencapai 16,4 persen dengan catatan nilai USD 600 juta.
Selain untuk suplai sektor farmasi, olahan rumput laun juga bisa digunakan untuk pupuk hingga pakan. Bahkan rumput laut juga digadang-gadang bakal berperan penting untuk proses transisi energi yang sedang menjadi fokus besar yang dijalankan Pemerintah Indonesia sekarang.