Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan harta karun di Lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur. Diketahui penemuan tersebut adalah mineral kritis, Sob!
Dalam hal ini Badan Geologi Kementerian ESDM menjelaskan bahwa harta karun Lumpur Lapindo adalah lithium dan stronsium. Sebagai tambahan informasi, lithium merupakan salah satu mineral langka untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Sedangkan stronsium berguna bagi bahan baku industri elektronik.
Menurut pernyataan dari Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto, kandungan lithium di dalam Lumpur Lapindo mencapai 99 - 280 PM, sedangkan stronsium kadarnya bisa mencapai 255 - 650 PPM.
“Kandungan untuk lithium 99-280 PPM, untuk stronsium itu 255-650 PPM,” ucapnya.
Sebelumnya pada tahun 2020 Badan Geologi telah melakukan uji ekstraksi pada lumpur Lapindo melalui dua cara, yakni asam dan basa. Uji ekstraksi ini dilakukan atas kerja sama Kementerian ESDM dengan Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara atau TEKMIRA.
“Uji ekstraksi pernah dilakukan kami Badan Geologi bekerja sama dengan unit yang ada di ESDM lainnya disebut dengan balai besar TEKMIRA, Teknologi Mineral dan Batubara. Ini melakukan proses ekstraksi lithium dengan pelindian secara asam dan basa,” lanjutnya.
Penelitian yang mereka lakukan menggunakan metode berbasis asam yakni atmospheric leaching. Melalui metode tersebut peneliti akan mendapatkan hasil ekstraksi sebesar 37%. Selain itu ada pula ekstraksi dengan metode High Pressure Acid Leaching atau HPAL yang menghasilkan 72%.
“Menggunakan metode atmospheric leaching ini diperoleh hasil dari ekstraksi tersebut sebesar 37%, Kemudian dengan teknologi yang namanya High Pressure Acid Leading atau HPAL ini diperoleh angka 72%,” paparnya.
Selain metode asam terdapat pula proses ekstraksi berbasis basa melalui alkali fusion yang menghasilkan persentase 23% dan metode bio process sebesar 81%.
“Kemudian teknologi lain untuk ekstraksi berbasis basa dengan alkali fusion, ini menghasilkan 23% ekstraksinya. Kemudian dengan bio process secara basa dapat diperoleh dengan angka 81% ini hasil yang telah dilakukan ekstraksi Lumpur Sidoarjo tersebut,” katanya.
Hariyanto menjelaskan kalau proses ekstraksi bisa dilakukan setelah lumpur diendapkan hingga suhunya normal.
“Jadi ini yang dikatakan dengan proses pengendapan tersebut. Ini diambil pada suhu lingkungan, bukan lumpur yang kondisi panas lantas kita lakukan pemanfaatannya, namun lumpur yang telah melalui proses pengendapan,” ujarnya.
Ya, seperti yang kita tahu belakangan ini lithium menjadi primadona bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan kandungan tersebut berguna bagi bahan utama baterai mobil listrik.
“Saya hanya menawarkan kepada PM Anthony Albanese. Kita (Indonesia) punya nikel, kalau digabung itu bisa jadi baterai mobil listrik. Saya minta kepada PM Albanese untuk lithium-nya bisa bisa dibawa ke Indonesia. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi,” kata Presiden Jokowi saat berada di dalam acara B20 Summit indonesia yang beberapa waktu lalu telah digelar di Nusa Dua, Bali.