Masyarakat Hindu tak terkecuali di Bali kini sedang merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kedua hari besar tersebut jatuh pada 4 Januari 2023 dan 14 Januari 2023. Nah, dalam perayaan suci tersebut, rupanya setiap daerah di Bali punya beragam tradisi unik, Sob.
Tak hanya memasang penjor, mari mengenal tradisi unik yang dirayakan masyarakat Bali ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan. Perluas khazanah ilmu kamu, yuk, Sob!
1. Grebeg Mekotek
Grebeg Mekotek merupakan tradisi penolak bala yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Tabanan, Bali ketika Galungan dan Kuningan.
Dahulunya tradisi ini difungsikan sebagai penyambutan pasukan Kerajaan Mengwi yang menang perang melawan Kerajaan Blambangan. Tradisi ini dilakukan dengan kayu sepanjang 2,5 meter yang kemudian dikupas kulitnya. Kayu tersebut difungsikan sebagai pengganti tombak.
Warga yang mengikuti tradisi ini kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok. Nah, dari anggota kelompok tersebut akan dipilih pemberani sebagai komando untuk memberikan aba-aba dari atas puncak piramida tumpukan kayu.
Komandan kemudian akan mengarahkan kelompoknya guna menabrak kelompok lain. Selain untuk tolak bala, tradisi ini dipercaya sebagai permohonan berkah dan meminta kesuburan lahan pertanian penduduk.
2. Perang Jempana
Tradisi Perang Jempana bisa kamu temui di Desa Paksebali, Klungkung, Bali, Sob. Dikenal sebagai Dewa Masraman, Perang Jempana sudah dikenal sejak tahun 1500.
Saat melakukan tradisi ini, penduduk akan mengusung tandu alias jempanan yang berisi sesajen serta simbol Dewata. Puncak dari tradisi ini adalah Ngambeng Jempana, sebuah atraksi saling dorong antar warga yang memikul jempana sambil diiringi suara tabuhan gong baleganjur. FYI, warga yang ikutan tradisi ini biasanya sudah berada dalam kondisi tak sadarkan diri. Selepas acara, pemangku agama bakal memercikkan air suci.
3. Memunjung
Tradisi ini dilakukan dengan cara mengunjungi serta membawa sesajen ke kuburan selepas beribadah di pura pada Hari Raya Galungan. Memunjung umumnya dilakukan oleh keluarga dengan cara membawa sodan punjung.
Menurut kepercayaan umat Hindu, seseorang yang sudah meninggal jika belum dilakukan prosesi Ngaben, maka roh atau arwah orang tersebut masih berada di bawah kendali Sang Hyang Prajapati yang menguasai area kuburan, Sob.
Oleh sebab itu selama Memunjung, keluarga bakal membawa makanan favorit bagi yang sudah meninggal tersebut. Makanan itu nantinya ditaruh di atas kuburannya.
4. Ngelawang Barong
Ngelawang berasal dari kata ‘lawang’ yang artinya pintu. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengarak barong bangkung dari rumah ke rumah, sambil diiringi gamelan.
Sedangkan ‘barong’ adalah lambang wujud Banas Pati Raja yang melindungi manusia dari bahaya. Kalau tradisi Ngelawang Barong sendiri berasal dari mitologi Dewi Ulun Danu yang berubah jadi raksasa yang membantu warga mengalahkan roh jahat.
Karena dianggap sakral, bulu barong yang berserakan bahkan dipungut oleh warga. Selanjutnya, bulu tersebut dijadikan benda bertuah, Sob. Wow, abis!
5. Mesuryak
Mesuryak dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Tabanan, tradisi ini dilakukan setelah Hari Raya Galungan, Sob. Diawali dengan persembahyangan bersama, kemudian dilanjutkan dengan membawa sesaji ke pintu gerbang rumah.
Salah satu sesajen tersebut tersebut adalah uang. Nah, uang persembahan tersebut kemudian dilemparkan ke atas dan disambut oleh warga. Tujuannya bukan foya-foya, Sob, namun untuk mengirim arwah leluhur kembali ke surga secara gembira.
Ternyata setiap daerah di Bali punya tradisi Hari Raya Galungan tersendiri, Sob. Jadi kalau ke sana, jangan sampai salah menebak tradisi, ya. Setelah membaca pemaparan di atas, semoga ilmu kamu bertambah, nih!