Hari Jantung Sedunia yang diadakan setiap tahunnya pada tanggal 29 September merupakan kampanye global untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit jantung. Apalagi di kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Meskipun saat ini masyarakat harus menjaga kesehatan dan tercegah dari paparan virus, namun penyakit lainnya tetap harus diwaspadai salah satunya seperti penyakit jantung. Hal ini dikarenakan penyakit jantung merupakan penyakit dengan komplikasi serius dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kasus penyakit jantung di masyarakat juga masih terbilang tinggi, apalagi di masa pandemi.
Berikut tips efektif dan anjuran dalam menjaga kesehatan jantung sebagai upaya pencegahan, termasuk selama pandemi ini yang dapat diterapkan dalam memperingati Hari jantung Sedunia:
1. Menjaga Asupan Makan
Asupan makan harus terpenuhi dengan memperbanyak mengonsumsi sayuran dan buah, kacang-kacangan, sereal dan biji-bijian, ikan, serta minyak baik seperti minyak zaitun. Selain itu, batasi jenis diet yang mengandung banyak garam, gula, tepung-tepungan, lemak dan minyak trans serta jenuh, daging merah, serta produk olahan daging. Porsi makan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh untuk menghindari risiko kegemukan.
2. Olahraga teratur
Olahraga terbaik bagi orang yang memiliki penyakit jantung adalah olahraga dengan intensitas ringan atau sedang. Tidak perlu melakukan olahraga yang melelahkan. Jika sudah terbiasa, bisa berlari, atau jalan cepat, berkebun, senam dan bersepeda santai. Kalau sudah terlatih, boleh berolahraga melatih kekuatan otot dengan beban. Jadwalkan olahraga secara berkala, seperti meluangkan waktu sekitar 20-30 menit untuk berolahraga setiap harinya. Aktivitas fisik yang teratur mampu mengurangi risiko sakit jantung.
3. Jauhi Kebiasaan Buruk Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Perokok aktif memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner yang lebih tinggi dibanding orang tidak merokok. Hal ini disebabkan oleh zat beracun pada rokok yang tidak hanya merusak paru-paru tapi juga mempengaruhi kesehatan jantung. Para perokok pasif juga memiliki risiko yang sama, oleh karena itu sebisa mungkin hindari aktivitas merokok dan paparan asap rokok dari lingkungan sekitar.
4. Istirahat cukup dan kelola stres
Pastikan tubuh seseorang yang berpenyakit jantung mendapatkan istirahat yang cukup, seperti tidur cukup selama 7-8 jam setiap hari. Selain itu, belajar untuk mengelola stres karena stres yang tidak dapat terkontrol dapat berujung kronis dan mampu memicu serangan jantung.
5. Rutin Melakukan skrining jantung
Skrining jantung secara rutin juga menjadi kunci utama menjaga kesehatan jantung, selain menerapkan pola hidup sehat. Terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko tinggi seperti genetik ataupun memiliki anggota keluarga dengan riwayat sakit jantung di usia relatif muda.
Skrining jantung lengkap untuk dilakukan setidaknya sekali pada dewasa pria usia diatas 40 tahun serta dewasa wanita pasca menopause atau diatas usia 50 tahun. Sedangkan individu dengan usia muda yang memiliki risiko genetik atau keturunan keluarga dianjurkan melakukan pengecekan standar pada usia diatas 20 tahun untuk mendeteksi dini adanya kelainan jantung bawaan.