Kenaikan harga minyak mentah dunia yang berada di atas level US$110 per barel dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) hingga 17 Maret 2022 sebesar US$114,77 per barel ternyata berdampak terhadap harga produk atau bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air.
Harga produk bahan bakar minyak (BBM) diketahui telah mencapai Rp7.650 per liter untuk Pertalite dan BBM non subsidi seperti kadar oktan RON 92 telah mencapai Rp14.000 per liter (diserahkan kepada badan usaha pemerintah). Sedangkan untuk harga BBM Pertamax masih dikaji lebih dalam.
“Masih kami review dan koordinasi dengan stakeholder (harga Pertamax),” jelas Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina, Irto seperti dikutip Kontan pada Senin (21/3/2022).
Dengan mulai meningkatnya harga minyak dunia, pengamat ekonomi Mohammad Faisal sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia ini pun menilai seharusnya harga BBM non subsidi di Indonesia harus mengikuti harga pasar dunia.
Hal ini dikarenakan, pengguna BBM non subsidi dinilai sebagai kalangan mampu, sehingga kenaikan harga tersebut tidak begitu bermasalah. Dengan BBM beroktan tinggi (RON 92 ke atas) mengikuti harga pasar dunia, maka bisa mengurangi beban negara.
“Kenaikan harga BBM non subsidi juga tidak akan mengganggu indikator ekonomi makro,” ujar Mohammad Faisal.
Sejauh ini, menurut data yang didapat oleh Mohammad Faisal, jika proporsi penggunaan BBM non subsidi tidak besar. Masyarakat di Indonesia lebih banyak menggunakan Pertalite yang kini menjadi subsidi utama, kendati BBM dengan kadar oktan 90 ini tidak termasuk dalam BBM Penugasan.
“Inflasi BBM itu dipengaruhi terutama dari konsumsi Pertalite yang penggunaannya lebih banyak dan mempengaruhi juga ke harga lain terutama sembako. Kalau Pertamax beda. Distribusi barang kan tidak pakai BBM Pertamax,” tambah Mohammad Faisal.
Diketahui, pemerintah sendiri telah menaikkan harga BBM non subsidi sejak awal 2022 lalu, di mana jenis bahan bakar minyak tersebut yang memiliki kadar oktan di atas Pertamax, seperti Pertamax Dex, Pertamax Turbo dan Dexlite. Untuk jenis Pertamax masih dikisaran harga Rp9.000 per liter.
Data Globalpetrolprices per 14 Maret 2022 mencatat bahwa BBM non subsidi di Indonesia adalah yang termurah di wilayah Asia Tenggara. Sebagai contoh di Singapura, BBM dengan oktan tinggi (RON 92) atau di atas Pertalite dan Pertamax dibanderol dengan harga Rp30.800 per liter, Thailand Rp20.300 per liter, Laos Rp23.000 per liter, Filipina Rp18.900 per liter, Vietnam Rp19.000 per liter, Kamboja Rp16.600 per liter dan Myanmar Rp16.600 per liter.