Ketegangan politik di negara Timur Tengah sedang terjadi imbas konflik antara kelompok gerakan perlawanan dari Palestina yaitu Hamas dan pasukan Israel yang terjadi di akhir pekan kemarin. Akibat dari konflik ini, sejumlah sektor perdagangan global terpengaruh, salah satunya adalah harga minyak mentah dunia yang naik melebihi US$85 per barel.
Melansir dari Reuters, per Senin (9/10), kini terpantau harga minyak mentah berjangka Brent naik 4,1 persen hingga hingga mencapai level tertinggi US$88.15 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate naik 4,16 persen dan berada di harga US$86,23 per barel. Keduanya mengalami kenaikan hingga US$4 per barel dari harga sebelumnya.
Harga minyak mentah dunia yang naik ini bahkan membalikkan tren penurunan minggu lalu yang mana menjadi penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2023. Di mana Brent turun sekitar 11% dan West Texas Intermediate turun lebih dari 8% di tengah kekhawatiran mengenai tingginya suku bunga dan dampaknya terhadap permintaan global.
Namun, melonjaknya harga minyak mentah dunia sudah diwanti-wanti oleh analis dari ANZ Bank yang bebrasis di Australia dan Selandia Baru.
“Meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah akan mendukung harga minyak. Volatilitas yang lebih tinggi dapat diperkirakan terjadi” dilansir Sampaijauh.com dari Reuters, Senin, (9/10).
Analis energi Saul Kavonic mengatakan kepada Reuters bahwa risiko dari konflik ini juga akan menyebar ke negara-negara penghasil minyak utama terdekat seperti Iran dan Arab Saudi.
“Jika konflik terjadi di Iran hingga 3% pasokan minyak global terancam. Dan jika terjadi konflik yang lebih luas yang akhirnya berdampak pada transit melalui Selat Hormuz, sekitar 20% pasokan minyak global akan tersandera,” kata Kavonic.
Adapun Selat Hormuz adalah jalur pelayaran paling penting pengiriman minyak dunia, yang terbentang dari Teluk Arabia dan Teluk Oman. Mempunyai panjang 39 kilometer, selat ini satu-satunya jalur terbuka ke laut untuk pengiriman seperenam produksi minyak dan sepertiga gas alam cair dunia.
Hingga per Senin (9/10), sebanyak 700 warga Israel tewas dan puluhan lainnya diculik ketika pejuang Hamas menyerbu melintasi perbatasan pada hari Minggu. Sementara lebih dari 400 warga Gaza tewas dalam serangan balasan yang dilancarkan Israel.
Tidak ada kepastian mengenai bagaimana situasi saat ini akan terjadi, namun ketidakpastian dan meningkatnya risiko kemungkinan besar akan memberikan dampak bagi harga minyak mentah dunia.