Sobat, sudah tahu belum penolakan konsumsi pemanis buatan yang belum lama ini disuarakan Badan Kesehatan Dunia? Ternyata, alasan Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan hal itu adalah penggunaan pemanis buatan bukan gula berefek buruk munculnya gangguan kesehatan. Hmm, buat kamu yang biasa mengonsumsinya, mesti menimbang ulang. Bila perlu, habis pemanis buatan, apalagi yang perlu dibuang?
Dalam pernyataan publik yang dirilis Senin lalu (15/5/2023), WHO menentang penggunaan pemanis buatan sebagai cara mengontrol berat badan atau membatasi penyakit tidak menular.
“Penggunaan pemanis buatan non-gula tidak memberikan manfaat jangka panjang dalam mengurangi lemak tubuh pada orang dewasa atau anak-anak,” begitu pernyataan WHO, seperti dilansir Harian Kompas.
Rekomendasi tersebut didasarkan pada bukti yang ada dalam temuan kajian sistematis yang dijalankan tim peneliti WHO. Tinjauan yang mencakup lebih dari 320 studi itu menyebutkan, penggunaan pemanis buatan bukan gula pada jangka panjang malah berkontribusi penyakit diabetes tipe 2, gangguan kardiovaskular, dan penyakit serius pada orang dewasa.
Di sisi lain, riset terbaru di The BMJ pada April 2023 menunjukkan pentingnya mengurangi konsumsi gula tambahan. Dengan mendasarkan riset pada tinjauan bukti yang komprehensif, diketahui batas konsumsi gula ialah sekitar enam sendok teh sehari. Tak hanya itu, disarankan membatasi minuman berpemanis kurang dari satu porsi seminggu.
Apa nggak salah nih, Sob, habis pemanis buatan, gula asli dari tebu juga perlu ditinggalkan?
Jelasnya, kesimpulan penelitian tersebut menguatkan rekomendasi WHO tentang asupan gula maksimal. Direktur Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO Francesco Branca juga menyampaikan, warga dunia perlu untuk mengurangi konsumsi makanan manis samasekali, baik yang bersumber gula maupun pemanis buatan. Bahkan, Sob, kata Branca, langkah ini sebaiknya dimulai sejak usia dini.
Merespons rekomendasi WHO terbaru ini, Asosiasi Pemanis Internasional (ISA) menyatakan, pemanis rendah atau tanpa kalori selama ini telah berperan dalam mengurangi asupan gula dan kalori. ISA juga dengan yakin menyebut bahwa pemanis buatan mampu membantu pengendalian berat badan.
Namun, pandangan itu disanggah dengan tegas oleh Branca.
“Pemanis buatan bukanlah faktor diet esensial dan tidak memiliki nilai gizi. Mengganti gula dengan pemanis buatan tidak membantu pengendalian berat badan dalam jangka panjang,” kata Branca.
Sob, menurutmu, adakah sumber alternatif lain yang sehat untuk memaniskan hidangan di meja makan siangmu?