Gunung Raung kembali menunjukkan aktivitasnya. Sejak hari Kamis 21 Januari lalu, gunung berapi kerucut yang letaknya di ujung timur Pulau Jawa ini telah memasuki fase erupsi. Bahkan, statusnya saat itu naik dari normal (level I) menjadi waspada (level II) dan baru-baru ini Gunung Raung diketahui mengalami erupsi.
Di hari Kamis 4 Februari, abu vulkanik Gunung Raung mulai mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Banyuwangi. Kejadian tersebut dikonfirmasi oleh Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko Purwanto usai Rapat Koordinasi di Makodim 0825 Banyuwangi.
“Sudah ada beberapa laporan yang kita terima terkait hujan abu. Ini yang harus diwaspadai masyarakat,” ujar Yuli dikutip dari tempo.co.
Selang tiga hari, tepatnya Minggu 7 Februari, aktivitas erupsi Gunung Raung masih berlangsung. Suara gemuruh terus terdengar di PPGA Raung, tremor menerus (microtremor) juga terekam dengan amplitudo 3-17 mm (dominan 6 mm). Mukijo selaku Kepala Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Raung menjelaskan bahwa abu vulkanik dan kepulan asap lebih tebal jika dibandingkan sebelumnya.
“Pagi ini asap erupsi lebih tebal dari sebelumnya mencapai seribu meter mengarah ke timur,” terang Mukijo.
Dari pantauan citra satelit milik BMKG Banyuwangi, sejak pukul 07.00 WIB, sebaran abu vulkanik Gunung Raung terbawa angin mengarah ke timur dan tenggara. Ibnu Haryo selaku petugas BMKG mengungkapkan abu vulkanik dengan tinggi 3.332 mdpl sudah dapat dirasakan oleh warga Banyuwangi hingga Bali.
“Peningkatan abu vulkanik dirasakan warga Banyuwangi dan Bali, meliputi Desa Songgon, Licin, Glagah, Giri Banyuwangi Kota, Kalipuro dan Kabupaten Jembrana dan Buleleng,” ujar Ibnu dilansir dari kumparan.com, Minggu (7/2).
Dampak dari erupsi Gunung Raung menyebabkan aktivitas penerbangan di Bandara Blimbing Sari Banyuwangi ditutup sementara waktu hingga pukul 14.50 WIB. Ibnu menambahkan dikhawatirkan jalur penerbangan terdampak abu vulkanik. Sementara warga sekitar Gunung Raung telah diimbau tetap waspada.