Mengunjungi Jawa Timur, tak afdal rasanya jika tak mampir melihat Gunung Penanggungan. Gunung yang terletak di Kabupaten Mojokerto, sekitar 25 kilometer dari Kota Surabaya ini punya asal-usul dan menyimpan kekayaan sejarah Indonesia, loh, Sob! Penasaran?
Menurut mitos warga sekitar, asal mula gunung ini karena adanya kesalahan orang terdahulu yang harus dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut arkeolog, Ismail Lutfi, nama Gunung Penanggungan diambil dari sebuah nama desa di sebelah selatan gunung tersebut.
Uniknya, Gunung Penanggungan dikelilingi oleh gunung lain, Sob. Keempat gunung ini adalah Gajah Mungkur (1.083 mdpl), Bekel (1.240 mdpl), Sarah Klopo (1.235 mdpl), dan Kemuncup (1.238 mdpl). Selain itu, Gunung Penanggungan juga memiliki tujuh jalur pendakian. Namun untuk yang resmi hanya dua, ya, yakni jalur pendakian via Tretes dan Jolotundo.
Saksi Bisu Kekayaan Sejarah Nusantara
Gunung Penanggungan yang juga dikenal sebagai Gunung Pawitra ini merupakan saksi bisu sejarah lawas Indonesia. Yaps, di sekitaran lereng gunung ini rupanya tersimpan prasasti hingga candi, Sob. Khususnya peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
Salah satu candi yang ditemukan di sekitaran lereng adalah Candi Jedong. Bentuknya masih tegak dan megah, layaknya baru dibangun! Candi ini terdiri dari dua bangunan Gapura, yaitu Candi Jedong 1 dan Jedong 2. Menurut para ahli Desa Jedong terdapat tiga gapura, akan tetapi untuk sekarang hanya tersisa 2. Sebagai informasi, Candi Jedong 1 diberi nama sebagai Candi Lanang (laki-laki) dengan tinggi 9,75 meter, sedangkan Candi Jedong 2 bernama Candi Wadon (perempuan) tingginya 7,19 meter.
Selanjutnya, pada jalur pendakian via Jolotundo ditemukan peninggalan sejarah lainnya seperti Candi Gentong, Candi Sinta, Candi Putri, Candi Bayi, dan Candi Pura.
Selain candi, di lereng gunung tersebut ditemukan Prasasti Cunggrang yang bertuliskan tanggal 18 September 929 M. Prasasti tersebut dibuat oleh Sri Maharaja Rake Hino Pu Sindok agar Desa Cunggrang dijadikan daerah bebas pajak. Sebab, penghasilan desa ini akan dipersembahkan untuk pemeliharaan bangunan suci Sanghyang Dharmasrama ing Pawitra dan Sanghyang Prasada Silunglung.
Wah, nggak menyangka kalau ternyata di balik Gunung Penanggungan terdapat sejarah lawas Nusantara, loh! Semoga dengan penemuan ini, warga sekitar dan pemerintah setempat makin gencar mencari peninggalan lainnya, ya, agar kita tidak lupa dengan sejarah leluhur terdahulu.